Seperti layaknya sebuah keraton. Kerajaan mistis Merapi ini diakui punya kekuatan yang besar. Pasukannya, yang disebut sebagai lampor, adalah lelembut-lelembut yang punya kekuatan dan kesaktian berlebih. Ia digambarkan selalu menempa diri. Berlatih ilmu kadigdayan, juga kemampuan memba-memba. Menjelma (berganti rupa) menurut yang disuka.
Pasukan demit yang terlatih ini sangat ditakuti. Tak cuma oleh masyarakat manusia, tetapi juga antar lelembut. Mereka bak pasukan para. Tentara inti. Hebat berperang. Punya militansi tinggi. Loyalitasnya terukur. Dan semua itu diabdikan untuk menjaga eksistensi keraton. Melindungi Sang Raja. Dan melaksanakan permintaan para sahabat yang membutuhkan bantuan keraton mistis Gunung Merapi.
Adakah masih terjadi hubungan antara kerajaan kasat mata dan kerajaan makhluk halus itu hingga kini?
Hubungan semacam ini bersifat langgeng. Selagi, antar makhluk itu masih saling menghargai. Penghargaan itu dituangkan dalam bentuk ritual, penyediaan sesaji.
Dan itu tetap dilakukan keraton Mataram. Termasuk pecahan-pecahan keraton ini setelah terberai oleh Perjanjian Gianti. Untuk itu, di Merapi, sampai sekarang masih dilakukan upacara labuhan. Menanam kepala kerbau di puncak gunung ini. (bersambung)