Politik

Burung Surga (23) : Zaenab Terkiwir-Kiwir Kegagahan Raden Mas

Sementara itu di Negeri Gustam (Kustam), Raden Mas Abdurrahman, putra raja yang gagah dan cerdas, dengan pakaian yang mewah dan jam tangan berantai emas dilapisi intan, menambah kegagahan sang putra raja, tengah bersiap pelesir di ibukota kerajaan. Sebagian pakaian yang dipakainya itu berasal dari Inggris. Itu yang menambah kewibawaan Sang Pangeran. Suatu saat, di sore hari, sang putra raja itu dengan menunggang kuda sedang berkeliling kota diiringi pejabat istana. Sang putra mahkota bagai pembesar kerajaan. Pada saat yang sama, nyonya Zaenab sedang melepas rindu. Ia duduk-duduk santai di beranda atas rumahnya, dengan dandanan rapi dan rambut terurai bagaikan Retno Banowati. Tanpa sengaja sang putra raja itu melihat nyonya Zaenab. Ia nampak terperanjat melihat nyonya Zaenab yang muda dan cantik tiada duanya di Negeri Gustam. Sebaliknya, hati Zaenab juga bergetar melihat pemuda gagah, bagus dan kaya di tepi jalan depan rumah yang tengah melihat dirinya. Dalam hati ia berkata, ada apa pemuda gagah itu berhenti mengamati dirinya. Pikirannya melayang melamunkan sang pemuda gagah. Ia lupa diri, lupa status sebagai nyonya Nangim. Setelah sadar, Zaenab segera menutup jendela dan pintu, dan menjatuhkan diri di tempat tidur. Ia menangisi nasibnya, merindukan pemuda, bagaikan pungguk merindukan bulan. Sebab ia telah menjadi isteri Ki Nangim. Sang putra raja nampak kecewa berat ketika melihat sang ayu Zaenab hilang di balik jendela loteng. Dalam hati sang pangeran berucap: "Wahai sang ayu kuning, jika engkau tidak mengobati sakit rinduku, aku bisa mati berdiri. Hai sang ayu berilah aku obat rindu." Sambil melamun, sang pangeran mencandra keayuan Zaenab bagaikan putri surga tanpa cacat. Seolah menunggu munculnya sang ayu yang lenyap bagaikan ditelan bumi, putra raja itu terdiam sejenak di tepi jalan. Tak lama kemudian sang putra raja itu melangkah mampir ke rumah tetangga si Zaenab. Di rumah ini tinggal seorang janda bupati. Si janda terkejut begitu melihat siapa yang berkunjung ke rumahnya. Seorang satria muda yang gagah dan tampak kaya diiringi pengawal yang menandakan ia orang penting di negeri Kustam. Sambil menundukkan diri, si janda menyapa dengan lirih dan bertanya apa gerangan yang membuat pangeran mampir ke rumahnya. (bersambung)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar