Sebentar lagi warga Tionghoa merayakan Hari Raya Imlek. Setiap Imlek pasti akan diramaikan dengan penampilan Liong. Di sisi Liong atau Naga, akan ada binatang lain yang lebih kecil yang disebut Kie Lin. Ini tulisan tentang mitos Kie Lin yang diyakini warga Tionghoa sebagai binatang tunggangan dewa.
Dalam legenda China dikenal ada binatang yang menjadi tunggangan para dewa. Binatang yang mendapat kepercayaan untuk mengantar para dewa kemana pun pergi itu bernama Kie Lin. Kie Lin ini binatang yang mewakili 18 satwa yang ada di dunia.
Kie Lin bisa ditemui di depan pintu masuk klenteng atau beberapa tempat lainnya. Selain bisa didapati di dalam klenteng. "Seperti yang diduduki Ji Lay Nan U Fuk atau Buddha-nya orang China. Jadi bukan Buddha India yang biasa disebut She Cia Moni Fuk," jelas Krisna Warih, ahli feng shui dan ngoheng peji.
Karena merupakan tunggangan dewa, maka Kie Lin ini memiliki daya magis. Pertunjukan Kie Lin ini sangat langka. Di wilayah Jabotabek (Jakarta-Bogor-Tangerang dan Bekasi) saja, bisa dibilang Kie Lin ini hanya ada di Bogor seperti yang dimiliki Perguruan Gerak Badan (PGB) Bangau Putih Bogor.
"Itu pun karena Kie Lin ini dipilih ayah (Guru Besar PGB Bangau Putih Bogor, Subur Rahardja) sebagai lambang perguruan kami. Kalau tidak, mungkin Kie Lin ini tidak ada sama sekali di daerah Jabotabek," tutur Gunawan Rahardja yang kini menggantikan kedudukan ayahnya.
Daya magis Kie Lin ini bisa terlihat bila sudah diniatkan untuk ditampilkan kepada umum. "Biasanya akan turun hujan. Entah hujan deras atau gerimis, pasti akan terjadi," ucap Virja Surja Tonowidjaja, pelatih utama Tunas Jaya Wushu yang terletak di Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. sa/jss