Politik

Uni Eropa Larang Sawit, Belanda, Prancis dan Inggris Menentang

PEKANBARU- Belanda telah bergabung dengan beberapa Negara Uni Eropa lainnya, termasuk Inggris dan Prancis, yang menentang usulan larangan minyak sawit oleh Parlemen Eropa . Sigrid Kaag, Menteri Perdagangan dan Pengembangan  Belanda mengatakan, bahwa negaranya tidak mendukung tindakan diskriminatif atau diferensiasi antar produk mengenai kelapa sawit. “Tidak ada yang harus dihukum. Alternatif ini perlu diciptakan dan kita perlu mendiskusikan hal ini dalam format yang tepat, dimana ada pemahaman secara global,” ungkap Sigrid. Dalam pertemuan itu, Datuk Seri Mustapa Mohamed juga menegaskan tentang pelarangan ini. Ia menyerukan, penghentian minyak sawit dari program biofuel UE pada tahun 2020 mendatang tidak bisa diterima, kendati tujuannya baik, agar tidak terjadi penghancuran hutan. Sejauh ini Negara Prancis-Inggris dan anggota parlemen  konservatif lainnya menentang resolusi tersebut. Baik Kaag dan Mustopa juga menyoroti perkembangan tentang pelarangan minyak sawit di tahun 2020 mendatang. Mustopa mengatakan  bulan lalu, anggota  Parlemen Belanda memilih total larangan minyak sawit di biofuel. Sementara itu pertemuannya dengan Kaag kemarin juga membahas kemugkinan untuk  peluncuran  perdagangan bebas Malaysia–EU (FTA) tahun ini, serta perkembangan terakhir di front multilateral. Namun, ada dua faktor utama yang akan menjadi alasan kebangkitan-kesimpulan dari FTA-UE dan negara-negara lainnya, yaitu berupa  kehadiran perusahaan-perusahaan Eropa di Malaysia. emilly/mpoc


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar