Politik

Dicekam Ketakutan Eropa, Sawit Malaysia Terus Merugi

Pekanbaru- Kabar kurang menyenangkan datang dari negeri jiran Malaysia. Dalam minggu ini negeri itu mengalami kerugian yang signifikan dalam harga kelapa sawit. Kerugian itu sampai ke  level ketiga terendah dalam  beberapa minggu ini yang dilansir pada hari Kamis kemarin. Kenyataan ini membuat kekhawatiran menyelimuti semua stake holders sawit Malaysia.  Permintaan ekspor minyak kelapa sawit belum kunjung naik, di sisi lain, dibayangi dampak dari langkah Uni  Eropa  yang melarang penggunaan minyak sawit di biofuel. Penurunan ini berdampak buruk untuk bursa Malaysia di bulan April mendatang. Di Derivatives Exchange mengalami penurunan 0,4%.  Minyak sawit bertengger di angka  2,476 ringgit  ($626,20) per ton di hari terakhir perdagangan kemarin. Sebelumnya di sesi kemarin, pihak mereka juga masuk di level terlemah seperti yang terjadi di tanggal 26 Desember silam. Sedangkan volume perdagangan mereka masing-masing mencapai 48,741 lot dari 25 ton pada akhir perdagangan. Ini membuat pedagang ketakutan. Mereka khawatir atas saham tinggi dan kurangnya pasokan permintaan serta kurangnya pemberitaan tentang  berita di pasar-pasar perdagangan. Pada hari kamis kemaren, Malaysia-Indonesia mengkritik parlemen Eropa karena mendukung penuh untuk  larangan penggunaan sawit dalam biofuel. Kedua negara ini juga menyebut, langkah itu sebagai penghalang untuk perdagangan proteksioni, sebuah bentuk ”crop apartheid”. Untuk diketahui,  sebagian besar impor  minyak sawit ke Eropa digunakan untuk  campuran biofuel. Menurut James Bray, analis minyak sayur terkemuka, perkiraan produksi minyak sawit Indonesia dan Malaysia akan meningkat di tahun 2018 ini. Namun prediksi James itu menjadi momok yang menakutkan bagi para pedagang lainnya, karena James juga menyebut, kondisi ini membebani pasar. Kabar yang lain juga menyebut, terjadi peningkatan minyak nabati, bahwa minyak kedelai di bulan Maret mendatang mengalami peningkatan sekitar 0,2 % di Chicago Board of Trade. Sementara minyak kedelai di bulan Mei mendatang mengalami penurunan sebesar 0,03%  di Dalian Commodity Exchange. Dan minyak sawit di Dalian mengalami peningkatan sebesar 0,2%. Kondisi ini yang menjadi alasan,mengapa minyak kelapa sawit selalu melacak kinerja minyak nabati lainnya agar  mampu bersaing di pasar-pasar global nantinya. (emilly/thestar).


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar