Politik

Masuk Kampung Naga (2) : Tumbuk Padi Pakai Alu Keramat

Nilai filosofi dari upacara mandi bareng itu adalah, masyarakat di Kampung Naga lebih mengutamakan kebersamaan dan pengorbanan dalam kehidupan sehari-harinya. Dalam upacara ritual mandi bareung itu, untuk wanita dipisahkan dengan kaum pria, kecuali anak-anak. Sedangkan etika mandi keramas ini, wanita diharuskan memakai kain panjang yang dililitkan untuk menutupi auratnya. Saat ritual itu digelar, maka suasana di sungai itu nampak lebih  semarak. Sebab seluruh warga Kampung Naga turun beramai-ramai ke sungai dengan bersenda-gurau. Mereka bergembira sekaligus menjalin persaudaraan antar sesama. Untuk bacaan doa keramas ini tak berbeda dengan umat Islam di daerah lain. Dan setelah melaksankan kegiatan itu, malamnya mereka mengadakan sholat tarawih di balai atau suro yang dipimpin oleh sesepuh Kampung Naga. Selain ritual itu, masyarakat di daerah ini juga punya kebiasaan lain menjelang datangnya bulan ramadhan ini. Mereka pantang berbicara asal-usul dan silsilah leluhurnya pada setiap hari Rabu. Untuk itu, bila ingin mengorek keterangan tentang sejarah Kampung Naga di bulan ramadhan ini jangan banyak berharap. Saat mendatangi tempat itu, kebetulan kuncennya sedang ada halangan. Hanya bisa bertemu dengan mantan kuncen lama, Kang Ateng. Menurut Kang Ateng, kebiasaan itu hampir setiap datang ramadhanan selalu diadakan di Kampung Naga. Itu merupakan budaya lama nenek moyang yang biasa melakukan saat menjelang bulan puasa tiba. Setelah upacara keramasan bareung-bareung selesai, dilanjutkan dengan menumbuk padi untuk persiapan menghadapi ramadhanan. Dalam menumbuknya, semua warga antri. Mereka kebagian untuk menumbuk. Berkuintal-kuintal gabah itu ditumbuk pakai lesung dan alu kramat sampai menjadi beras yang siap untuk dimasak. Dan setelah acara itu, diteruskan dengan memotong binatang peliharaan ayam jantan, lalu dimasak ramai-ramai. Setelah itu warga Kampung Naga hari itu melangsungkan kegiatan makan bersama atau dengan istilah umumnya munggahan bersama. Padi yang ditumbuk hingga dimasak dilengkapi dengan lauk-pauknya, dimakan bersama-sama seusai upacara keramasan di sungai itu. Akhirnya kegiatan itu selesai. Hari pertama menyambut datangnya bulan suci ramadhan di Kampung Naga. (jss/dh/bersambung)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar