Cadangan minyak sawit Indonesia diprediksi naik. Itu akibat bea masuk impor ke India yang meningkat 100%, dan melemahnya permintaan dari beberapa pasar utama negara produsen minyak sawit terbesar dunia ini.
Menurut survei Reuters, pelemahan itu sudah terlihat sejak November 2017. Penurunan permintaan minyak sawit Indonesia dari pasar utama diperparah dengan pengetrapan kebijakan India yang menaikkan pajak impor minyak sawit hingga 100%.
Dua hal itu menyebabkan cadangan minyak sawit di dalam negeri melonjak. Itu juga terjadi di Malaysia sebagai negara penghasil minyak sawit terbesar kedua. Negeri jiran itu menjadikan kenaikan cadangan minyak sawitnya itu untuk memberi ‘diskon’ agar bersaing dengan minyak kedelai.
Menurut data Reuters itu, cadangan minyak sawit Indonesia di akhir November diperkirakan mencapai 3,60 juta ton. Ini naik dibanding bulan Oktober yang berjumlah 3,14 juta ton.
Survei itu juga menyebut, bahwa kenaikan cadangan minyak sawit Indonesia itu selain karena India yang menaikkan pajak impor minyak nabati, juga karena permintaan Eropa serta pasar lain melambat.
Harapannya, menghadapi Hari Raya Imlek yang sebentar lagi tiba, China akan melakukan pembelian besar terhadap minyak sawit Indonesia.
Data dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebut Indonesia mengekspor sebanyak 2,60 juta ton minyak sawit dan kernel sawit pada Oktober. Sedang untuk konsumsi domestik diperkirakan mencapai sekitar 989.550 ton pada November, naik tipis dari bulan sebelumnya yang sebesar 985.000 ton. jss