Mendekati pergantian tahun, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di Provinsi Riau belum kunjung membaik. Di antara sekian faktor penyulut, ternyata program wajib (mandatory) B20 yang tertunda ikut berperanan.
Menurut Kasi Pengolahan dan Pemasaran Perkembunan Mutu Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Riau Dedi, Rabu (27/12), harga TBS semua turun. Penurunan terbesar terjadi pada kelompok usia 10 - 20 tahun sawit yang turun harga sebesar Rp 16,28/Kg atau mencapai 0,88 % dari harga minggu lalu.
“Dengan kondisi itu, maka harga TBS periode saat ini menjadi Rp 1.837,45/Kg. Penurunan harga TBS ini disebabkan faktor internal dan faktor eksternal," katanya.
Faktor internal, dijelaskan Dedi, penurunan harga TBS minggu ini disebabkan oleh turunnya harga jual CPO dan kernel dari sebagian besar perusahaan sumber data.
Untuk harga jual CPO, Sinar Mas Group mengalami penurunan sebesar Rp 259,83/Kg, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan harga sebesar Rp 83,64/Kg, Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 125,65/Kg, PT. Citra Riau Sarana mengalami penurunan harga sebesar Rp 20,00/Kg, dan PT. Musim Mas mengalami penurunan harga sebesar Rp 475,00/Kg dari harga minggu lalu.
Sedangkan untuk harga jual kernel, Astra Agro Lestari Group mengalami kenaikan sebesar Rp 9,09/Kg, Asian Agri Group mengalami penurunan harga sebesar Rp 151,50/kg, dan PT. Citra Riau Sarana mengalami penurunan harga sebesar Rp 416,00/Kg dari harga minggu lalu.
"Laju penurunan harga CPO dunia mulai melambat akibat kebijakan Malaysia yang menurunkan pajak ekspor. Namun itu belum menghentikan penurunan harga CPO dunia karena masih tertekan akibat rendahnya permintaan (dari India dan Pakistan).
Selain itu, melambatnya pertumbuhan produksi dari Indonesia dan Malaysia sebagai negara produsen utama CPO, dan penundaan mandatori terhadap penggunaan biodiesel dengan kadar 20 persen (B20) oleh Indonesia.
“Ini faktor eksternal yang pengaruhi turunnya harga TBS pekan ini," kata Dedi.