Politik

Tangkis Kampanye Hitam Sawit, Kemendag Atur Strategi Lawan Eropa

Kampanye hitam terhadap kelapa sawit masif terjadi di Eropa. Setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kampanye itu dihentikan, Eropa beralibi itu bukan dilakukan negara, tetapi kalangan pengusaha. Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Indonesia, Vincent Guerend mengatakan itu. Dia juga membantah Eropa melakukan diskriminasi terhadap kelapa sawit. Sebagai apologia, kendati terjadi ribut-ribut soal Resolusi Parlemen Eropa, toh pada periode Januari-Agustus 2017 terjadi kenaikan ekspor minyak kelapa sawit dari Indonesia hingga 38%. “Nilainya meningkat lebih dari dua miliar Euro. Ini menunjukkan bahwa pasar Eropa sangat terbuka untuk minyak sawit Indonesia,” katanya. Bantahan itu ditindak-lanjuti Pemerintah Indonesia. Melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag), kini pemerintah sedang menyusun strategi menghadapi kampanye hitam itu. Menurut Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Iman Pambagyo, pihaknya memang masih menyusun strategi untuk menghadapi kampanye negatif itu. Dia juga akan melibatkan industri di Eropa yang memakai produk kelapa sawit Indonesia. "Kita masih menyusun strategi untuk menghadapinya. Tapi kita nggak bisa head sound gitu saja. Pertama kita harus mendapatkan industri yang memakai kelapa sawit di sana, jadi mereka juga harus bersuara karena ini menyangkut bisnis mereka," ujar Iman di Jakarta, Rabu (20/12). Dalam penyusunan strategi itu, pihaknya juga mempersiapkan diri untuk  melihat persoalan ini dalam konteks lingkungan dan kesehatan. Sebab itu yang selama ini dijadikan alasan untuk menolak masuknya minyak kelapa sawit ke Eropa. Untuk itu, dalam menangkis kampanye hitam sawit itu, pihaknya akan melibatkan kementerian dan lembaga terkait. Termasuk para pelaku usaha di sektor kelapa sawit. Menurut Iman, sejauh ini kampanye hitam itu belum berpengaruh signifikan terhadap industri kelapa sawit Indonesia. Namun demikian, itu tetap harus diantisipasi, karena akan mempengaruhi pasar negara Eropa yang lain. "Belum terlalu signifikan, tapi kita antisipasi jangan sampai babak-belur baru kita bereaksi. Sekarang kita masih duduk untuk menyusun narasi, agar ke depan akan lebih kuat," tambahnya. jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar