Nusantara

Herman: PT AA- APP Ajarkan Kami Buka Lahan Tanpa Membakar

PEKANBARU - Herman, Petani Sayur Asal Desa Pinang Sebatang Barat Kecamatan Tualang Kabupaten Siak-Riau mengaku sejak bermitra dengan PT Arara Abadi (AA) dan Asia Pulp & Paper (APP) mengaku tidak lagi membuka lahan dengan membakar.

"Dulu karena keterbatasan ekonomi, saya selalu membakar lahan dulu untuk bisa bercocok tanam. Namun ketika kami diajak bermitra dengan PT AA dan APP, kami baru sadar membakar lahan itu hanya akan memperburuk kondisi tanah dan menimbulkan masalah kepada orang lain," Ucap Herman di acara webinar yang ditaja UMRI dan JKR, Rabu (07/07/21) bertempat di kampung UMRI Pekanbaru.

Kata Herman, dari Program Kemitraan DMPA (Desa Makmur Peduli Api) dia sudah Membersihkan Lahan Dengan Tidak Membakar. "Awalnya saya adalah petani atau pekebun sawit dengan 2 ha dan jadi buruh tani, karena ekonomi saya tidak mendapatkan hasil yang baik dari kewbun sawit sawit tadi, namun perlahan-lahan sebagian areal sawit saya tersebut saya rubah dan saya tanami dengan tanaman pertanian holtikultura seperti Bayam dan Kangkung seluas seperempat ha, sisanya sawit dan buah melon, dari seperempat ha," jelas Herman.

Lanjut Herman, Jika dibanding dengan hasil kebun sawit saya, dia hanya mendapatkan sekitar Rp2,5 juta perbulan dari kebun sawit. Jadi sangat jauh sekali perbedaan hasil kebun sawit saya dengan hasil pertanian holtikultura." Usaha yang saya lakukan saat ini sedikitpun dalam membersihkan lahan pertanian holtikultura ini saya tidak menggunakan api atau membakar untuk membersihkan lahan saya. Bagi saya jika membakar akan merusak unsur tanah, dan bisa membuat “pentil” dan “bunga” tanaman rontok, dan itu merugikan Petani, juga merugikan anak kita yang tidak bisa bersekolah karena asap, belum lagi kerusakan lingkungan, kesehatan." paparnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Riau, Edi Natar memberikan apresiasi acara webinar ini, terutama pada petani yang membuka lahan tanpa membakar. Katanya, Riau sangat konsen dengan pencegahan pembakaran lahan dan hutan karena itu, edukasi yang dilakukan melalui webinar seperti ini sangat dibutuhkan.

"Saat ini Pemprov bekerjasama dengan pemerintah daerah baik Kabupaten dan kota untuk memetakan daerah yang rawan kebakaran hutan dan lahan. Bahkan kita sudah mengiventaris izin perusahan dan membuat embung di lahan gambut serta penetapan siaga darurat yang dimulai sejak Februari kemarian," paparnya.

Senada dengan itu, Dr Mubarak, MSi selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Riau termasuk akademisi dan kampus. Katanya, tantangan karhutla yang sangat besar dan ini melibatkan semua pihak. "Kita tahu Riau sudah memiliki image langganan kebakaran lain setiap tahunnya. Dengan bekerja sama kita ingin menghilangkan image tersebut dan kebakaran hutan di Riau tidak lagi terjadi," tuturnya, seiring itu dia juga akan melibatkan mahasiswa dengan program praktek kerja lapanganya untuk mendampingi petani membuka lahan tanpa mambakar. (lin)

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar