Industri

Aksi Ambil Untung Investor Bikin Harga Sawit Melorot

PEKANBARU - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit Riau periode 18 – 23 November 2020 mengalami penurunan pada setiap kelompok umur kelapa sawit. 

Dengan jumlah penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10 - 20 tahun sebesar Rp 20.90/Kg atau mencapai 0.98 % dari harga minggu lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu kedepan turun menjadi Rp 2.109.98/Kg. 

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Perkebunan (PPP) Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Defris Hatmaja, mengatakan, ada sejumlah faktor yang menjadi pendorong turunnya harga sawit Riau periode ini. 

"Turunnya harga TBS minggu ini karena  harga kontrak futures minyak sawit mentah (CPO) Malaysia di awal pekan ini Senin (16/11) drop signifikan. Harga CPO yang sudah melesat ke level tertinggi dalam delapan tahun membuatnya memang rawan terkoreksi," ungkapnya. 

Harga CPO untuk kontrak pengiriman Januari 2021 di Bursa Malaysia Derivatif Exchange melorot 2,4% ke RM 3.299/ton. Di akhir pekan lalu harga CPO ditutup di RM 3.380/ton dan merupakan level tertinggi selama 8 tahun terakhir, yakni sejak Mei 2012. 

Harga CPO mulai terlihat reli sejak minggu kedua bulan Mei tahun ini seiring dengan pelonggaran pembatasan di banyak negara. Namun harga CPO yang sudah reli tak terbendung membuatnya rawan kena aksi ambil untung para trader yang berakibat pada koreksi. 

Di sisi lain, harga CPO yang terlalu tinggi membuatnya kurang kompetitif dibandingkan dengan minyak nabati lainnya.  Hal tersebut membuat para importir menjadi beralih ke minyak nabati lain. 

Reuters melaporkan industri pengolahan minyak goreng India bakal memangkas impor minyak sawitnya dan beralih ke minyak kedelai. Pasar minyak sawit di Uni Eropa diperkirakan akan terus menghadapi beragam tantangan, lantaran adanya upaya penghentian penggunaan biodiesel berbasis minyak sawit pada 2030.*


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar