Industri

Krisis Pekerja Perkebunan, Perusahaan Sawit Malaysia Rekrut Tahanan Narkoba

Ilustrasi pekerja perkebunan sawit.

KUALA LUMPUR - Perusahaan minyak sawit Malaysia berencana merekrut para tahanan dan pecandu narkoba yang tengah menjalani rehabilitasi. Ini dilakukan bubuk mengatasi krisis pekerja perkebunan akibat larangan masuknya pekerja migran karena covid-19.

Seperti diketahui, 85 persen pekerja perkebunan sawit di Malaysia merupakan pekerja migran yang berasal dari Indonesia dan Bangladesh. Dan dengan larangan masuknya pekerja migran di Malaysia, tentu berdampak buruk pada produksi sawit Malaysia. 

Asosiasi Minyak Sawit Malaysia (MPOA) bahkan memperkirakan, produksi sawit Malaysia sudah anjlok sekitar lebih dari 30 persen dari potensi yang ada.

Sebelumnya, para pengusaha perkebunan sawit Malaysia telah berusaha merekrut para penduduk tempatan untuk menggantikan para pekerja migran ini. Namun upaya itu tidak membuahkan hasil maksimal. Penduduk tempatan sangat minim yang berminat untuk bekerja di sektor tersebut lantaran dianggap kotor, sulit dan terlalu berisiko. 

Pada September hingga Oktober ini, Malaysia memasuki puncak produksi sawit. Apabila pekerja tidak kunjung ada, tentu akan merugikan bagi pengusaha sawit. Karen kalapa sawit mereka terpaksa dibiarkan membusuk di pohon. 

Kolaborasi dengan Departemen Penjara Malaysia untuk melakukan pembebasan bersyarat dan narapida di bawah pengawasan sebenarnya sudah mulai dilakukan sejak 2016 lalu. Dan dengan situasi saat ini, semkain banyak lagi pengusaha yang berminat dengan program tersebut.

Sime Darby Plantation, yang merupakan salah satu produsen kelapa sawit terbesar di dunia menyatakan bahwa pihaknya kekurangan sekitar 2.500 pekerja atau sekitar 10% dari pekerja migran, akibat kebijakan pemerintah Malaysia tersebut. 

COO Sime Darby Plantation, Renaka Ramachandran, mengatakan bahwa banyak perusahaan melakukan banyak eksplorasi untuk mencari segala kemungkinan yang ada agar bisa mendapatkan pekerja. 

"Kami merekrut para tahanan yang akan bebas beberapa bulan lagi. Dan kami bahkan sampai ke pusat-pusat rehabilitasi untuk merekrut yang mungkin bisa bekerja di tempat kami," ungkapnya.*


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar