PONTIANAK —Realisasi peremajaan kebun sawit di Kalimantan Barat baru mencapai 2.500 hektare. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat, Heronimus Hero.
"Peremajaan sawit di Kalbar tentu bertahap. Sejauh ini baru mencapai 2.500 hektare realisasinya dari target 14.000 hektare," katanya, Rabu (8/7). Dengan demikian, realisasi peremajaan kebun sawit di daerah tersebut baru mencapai 17,8%.
Hero menjelaskan bahwa peremajaan sawit penting dilakukan lantaran sawit yang ada sebagian masih menggunakan bibit yang sebagaimana mestinya. "Bayangkan ada potensi kerugian 50 persen kalau menggunakan bibit tidak bermutu. Untuk itu, kerugian karena bibit tidak bermutu harus kita hindari dengan melakukan peremajaan," jelas dia.
Hero mengatakan, dengan bibit unggul, produktivitas dari lahan perkebunan sawit petani dapat sesuai harapan. Biaya perawatan dan waktu dikerjasamakan lebih sedikit, sedangkan hasilnya maksimal.
"Nah, untuk PSR [peremajaan sawit rakyat] tentu bertahap dan terus dimaksimalkan. Dari program awal, saat ini umur sawitnya sudah ada 2 tahunan. Untuk 1 hektare, untuk PSR Rp25 juta dan ke depan bisa saja Rp30 juta," katanya.
Peremajaan sawit rakyat di Kalbar, menurutnya, didominasi Kabupaten Sanggau, disusul Landak dan Ketapang. Daerah itu menjadi sentra sawit di Kalbar. "Sisa perkebunan sawit di Kalbar tersebar di beberapa daerah di Kalbar dan tentu juga ada PSR," tambahnya.*