Ekonomi

Prospek Bisnis untuk Petani Sawit, Budidaya Lele di Tengah Masa Replanting

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau, Herman Mahmud

PEKANBARU - pohon kelapa sawit yang sudah mencapai usia lebih dari 25 tahun, tentu produktifitasnya tidak lagi sama dengan yang berumur 10 hingga 20 tahun. Selain produksi yang menurun, kondisi pohon yang tinggi juga akan sulit saat melakukan panen. Konfisi ini mengharuskan petani segera melakukan peremajaan (replanting).

Namun, ada banyak hal yang harus diperhatikan petani pada masa tersebut. Selain membutuhkan biaya tidak sedikit, proses replanting sendiri berdampak pada perekonomian petani sawit. Pasalnya, kebun sawit tak lagi berproduksi.

Dalam kondisi ini, ada sejumlah hal yang bisa dilakukan oleh para petani untuk tetap melanjutkan roda perekonomian. Salah satunya adalah dengan beternak ikan lele. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau, Herman Mahmud, menyambutkan bahwa beternak lele bisa menjadi pilihan yang bagus untuk para petani. 

"Saya menyampaikan bahwa beternak lele ini sangat bagus. Ketika ada sela replanting, para petani menunggu 3 sampai 5 tahun, waktu ini bisa mereka gunakan untuk membudidayakan ikan lele. Jadi saya sampaikan bahwa petani bisa beternak lele sampai kebun kelapa sawit itu bisa menghasilkan kembali," kata Herman kepada sawitplus.co di kantornya, Kamis (18/6).

Salah satu alasan kenapa memilih untuk beternak ikan lele adalah, karena proses budidaya yang cepat. Herman mengatakan bahwa membudidayakan ikan lele, hanya membutuhkan waktu 2 sampai 3 bulan saja untuk panen. 

"Prinsipnya kami mengatakan itu (beternak ikan lele, red) baik untuk membuat ekonomi masyarakat terus bergerak saat masa replanting. Prospeknya sangat bagus. Kita luhat marketnya juga cukup bagus. Karena saat ini banyak tempat makan yang membutuhkan ikan lele, seperti warung makan pecel lele dan lainnya. Jadi pasarnya juga cukup bagus," tambahnya. 

Ada sejumlah sistem yang bisa digunakan untuk budidaya ikan lele. Di antaranya adkaha bisa menggunakan kolam terpal ataupun bioflok.

"Bisa menggunakan kolam terpal atau bioflok. namun diantara kedua sistem ini yang paling bagus dan yang paling kita rekomendasikan itu yang kolam terpal. Karena kolam terpal ini simple, hanya menggunakan papan dan terpal. Pembuatannya juga cukup mudah. Sangat cocok untuk petani yang baru mengenal dunia budidaya ikan," katanya. 

Teknik budidaya lele sistem kolam terpal 

Budidaya ikan lele dengan sistem kolam terpal bisa dilakukan dengan lahan sempit. Para petani sawit yang sedang dalam masa replanting dapat membuat kolam terpal di pekarangan rumah. 

Kepala UPT Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Riau, Salman, mengatakan, untuk pemula dapat memulai budidaya ikan lele dengan menggunakan kolam terpal berukuran 1x5 meter. Setiap 1 meter persegi, kata Salman, cukup untuk menampung pembudidaya sekitar 200 ekor ikan lele. 

Dia menjelaskan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat memulai budidaya lele. Di antaranya adalah menggunqkan hibut unggul, memperhatikan ukuran ikan agar seragam, kualitas air, serta pemberian pakan.

"Pada budidaya ikan lele, saat pemeliharaannya itu bada beberapa hal yang harus diperhatikan. Seperti ukuran ikan harus diperhatikan agar seragam karena sifat lele ini juga kanibal, ini bisa menggunakan alat sortir. Selain itu juga harus memperhatikan airnya, kualitas air harus dijaga. Kalau sudah berbau, harus ganti air. Di samping itu untuk penyakit juga tidak khawatirkan. Ikan lele juga mudah beradaptasi dengan suhu dan kondisi air," jelasnya. 

Pertama adalah pemilihan bibit. Salam mengatakan, bibit unggul dipilih agar lebih sehat, tidak mudaj terserang penyakit dan perkembangannya baik. Ciri-ciri bibit lele unggul adalah bergerak lincah, tidak cacat, sehat, serta warnanya seragam dan tidak pucat. Sehingga direkomendasikan untuk membeli bibit di tempat pembenihan dan memiliki riwayat induk yang jelas. 

Kemudian memisahkan ikan lele sesuai ukuran secara berkala. Sehingga diperlukan bebeapa kolam untuk membudidayakan ikan lele. Ini dilakukan untuk menghindari lele memangsa satu sama lain, serta akan bermanfaat untuk pertumbuhan lele. 

"Ikan lele merupakan jenis ikan kanibal. Jadi untuk menghindari risiko kematian pada lele, kita harus memisahkan lele yang berukuran besar dan kecil. Sehingga tidak perlu lagi khawatir ikan akan memangsa satu sama lain. Kemudian pada usia 20 hari, juga harus disortir kembali. Jika tidak dipisahkan, ikan yang lebih kecil juga akan lambat tumbuh," jelasnya. 

Hal yang harus diperhatikan selanjutnya adalah kualitas air. Kualitas air yang baik untuk budidaya lele memiliki suhu antara 26 sampai 32 derajat celcius. Kemudian memiliki pH antara 6,5 sampai 7,5 serta kadar oksigen 1,5 sampai 5 mg/liter. 

Salman menjelaskan, warna air yang bagus untuk ternak lele adalah hijau, yang artinya mengandung banyak lumut di sekitarnya. Warna air akan berubah menjadi kemerahan saat lele sudha siap untuk dipanen. "Air juga perlu diganti jika air sudah berbau tidak sedap. Air yang diperlukan tidak terlalu keruh dan tidak terlalu jernih," ujar Salman.

Selain kualitas, kedalaman air juga harus diperhatikan. Air pada kolam akan terus berkurang karena proses penguapan. Di bulan pertama, kedalaman air akan berkurang sekitar 20 cm, kemudian 40 cm di bulan kedua dan 80 cm di bulan ketiga. Sehingga penambahan air secara rutin juga diperlukan agar kedalaman tetap normal. 

"Usahakan air tidak terlalu dangkal, karena akan membuat suhu air meningkat dan dapat menyebabkan kematian pada lele. Untuk menjaga suhu, juga bisa ditambahkan dengan tanaman eceng gondok atau sejenisnya di permukaan kolam. Tanaman juga berfungsi untuk menyerap racun pada air," katanya. 

Hal penting yang juga harus diperhatikan adalah pakan. Salman menyebutkan, lele biasanya diberi makan 3 kali dalam sehari. Namun apabila ikan terlihat aktif dan mendorong kepalanya, dapat juga diberi waktu makan tambahan. 

Pakan yang direkomendasikan adalah pakan jenis sentrat 781-1 yang di dalamnya mengandung nutrisi yang dibutuhkan lele. Seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Pakan juga tidak dibenarkan diberikan secara berlebihan, karena pakan yang mengendap dalam kolam akan membawa dampak buruk untuk kualitas air dan kesehatan lele. (Bayu)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar