Industri

Industri Sawit Optimis Aman dari Dampak Covid-19

JAKARTA - Pandemi Corona virus (Covid-19) masih menghantui banyak industri. Beruntung, mengingat produk sawit termasuk kebutuhan pokok, sejauh ini tidak terkena dampak yang signifikan.

"Sampai saat ini, kondisi operasional perkebunan maupun pabrik kelapa sawit masih berjalan dengan normal," ujar Tofan Mahdi, Ketua Bidang Komunikasi Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). "GAPKI belum menerima laporan yang menyatakan ada kendala di lapangan," lanjutnya.

Karena itu, sampai sejauh ini bisa dipastikan bahwa industri kelapa sawit masih aman dari dampak Covid-19. Berkaca pada industri minyak yang sudah terpukul, menurutnya, situasi pada bisnis Crude Palm Oil (CPO) agak berbeda. Ini terjadi mengingat permintaan terhadap minyak sawit sebagai bahan kebutuhan pangan sangat tinggi. Merujuk pada tren harga, kondisi sekarang pun menurutnya masih jauh lebih baik ketimbang situasi 2019 lalu.

Ditambah dengan penerapan protokol yang ketat, Tofan Mahdi menegaskan bahwa pelaku usaha komoditas strategis nasional optimistis bahwa industri kelapa sawit akan aman. "Kita semua tentu berharap pandemi ini akan segera berakhir," katanya saat jumpa pers secara online bersama dengan Ketua GAPKI cabang Jambi, M Tidar Bagaskara, Senin (4/5/2020).

Tidar menegaskan, aktivitas bisnis dan petani sawit sejauh ini tetap berjalan. Pandemi COVID-19 tidak banyak berdampak kepada industri sawit. Kabar baiknya lagi, harga Tandan Buah Segar (TBS) masih bagus.
Baca juga
KSAD Distribusikan Alkes ke 69 Rumah Sakit TNI AD Relawan Bagikan Sembako dan Masker di Makassar Pemudik ke Banyuwangi Langsung Diisolasi

"Turun naiknya harga di propinsi Jambi masih mengikuti tren normal, dan bukan karena dampak Covid-19. Per hari ini, harga TBS berkisar di angka Rp1.400 hingga Rp1.600 per kilogram," paparnya.

"Kondisi masih sangat sehat," tegasnya sambil menegaskan bahwa dari 160 perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Jambi, Gapki Jambi belum mendapat informasi mengenai penutupan ataupun kasus pemutusan hubungan kerja (PHK). Alhamdulillah. Semoga keadaannya tetap baik walaupun situasinya berat," tegas Tidar.

Kendati demikian, pengusaha kelapa sawit menerapkan protokol yang ketat baik di tahap perawatan, panen maupun olah. Selain itu, menurutnya, GAPKI Jambi juga aktif berkomunikasi dengan pemerintah daerah dalam rangka mencegah dan mengatasi dampak Covid-19. "Mengingat produk kelapa sawit termasuk bahan pokok, kami juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah supaya tidak ada hambatan dalam distribusi CPO," katanya.

Menurutnya, dengan kelancaran distribusi CPO, maka bisnis ini akan tetap bagus. "Dukungan ini penting mengingat kelapa sawit merupakan tulang punggu ekonomi masyarakat Jambi," tegas Tidar. *


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar