Industri

India Lockdown, Austindo Nusantara Harap Ekspor CPO Tetap Jalan

PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, (Int)

JAKARTA - Emiten perkebunan kelapa sawit mulai memantau dampak yang akan timbul dari kebijakan lockdown yang dilakukan oleh pemerintah India terhadap penjualan crude palm oil (CPO).

Direktur Keuangan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk, Lucas Kurniawan mengatakan, pihaknya masih memantau lockdown India dan dampak yang kemungkinan akan ditimbulkan.

Hingga saat ini, pihaknya masih memantau kondisi ini dengan berkomunikasi dengan pembeli di India. Lucas mengharapkan, pengiriman CPO masih tetap dapat dilanjutkan selama beberapa waktu.

“Tetapi, kami masih akan mengamati apakah akan ada dampak terhadap kelancaran proses bongkar (unloading) di pelabuhan tujuan,” katanya.

Lucas melanjutkan, dalam merancang langkah antisipasi terkait lockdown di India, pihaknya mempertimbangkan sejumlah hal, diantaranya adalah dampak kebijakan ini ke pasar, termasuk secara logistik, dan juga dampak operasional bagi seluruh pelaku industri.

Menurutnya, kondisi lockdown ini akan berdampak bagi seluruh perusahaan, termasuk emiten berkode saham ANJT ini. Lucas mengatakan, selama perode lockdown, perseroan akan memaksimalkan penjualan di pasar domestik yang sudah ada.

“Selain pasar domestik, kami juga akan memfokuskan penjualan pada pembeli-pembeli CPO perusahaan kami yang reguler,” tambahnya.

Sebelumya, pada 2019, ANJT mencatatkan produksi tandan buah segar (TBS) sebanyak 732.837 ton dan crude palm oil (CPO) 240.884 ton.

Lucas mengatakan, terjadi penurunan sebesar 6,8 persen dibandingkan dengan 2018 sebesar 786.104 ton. Hal itu dikarenakan ANJT tengah melakukan program penanaman kembali di Belitung dan Sumatera Utara. Namun, perkebunan di Kalimantan Barat dapat menopang produksi dengan kenaikan 15,8 persen menjadi 153.837 ton pada 2019.

“Tahun lalu pun kami meningkatkan pembelian TBS dari pihak ketiga untuk memaksimalkan utilisasi pabrik. Total TBS yang dibeli dari pihak ketiga pada 2019 sebesar 405.754 ton meningkat sebesar 8,1 persen dibandingkan dengan 2018 sebesar 375.181 ton,” katanya. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar