Industri

Mayoritas Anggaran Belanja Modal Astra Agro Lestari untuk Menanam Kembali

PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI).

BOGOR - Tahun 2020 masih akan menjadi tahun yang berat bagi PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Untuk itu, pada tahun ini perusahaan perkebunan milik Grup Astra ini hanya akan menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai Rp1,3 triliun. 

Anggaran tersebut jauh lebih kecil dibandingkan anggaran tahun lalu sebesar Rp 1,5 triliun. Direktur Utama PT Asra Agro Lestari Tbk Santosa menjelaskan, separuh dari anggaran belanja modal akan digunakan untuk menanam kembali alias replanting. 

"Karena ini program kami jangka panjang dan tidak boleh berhenti," ujar dia. 

Penanaman kembali memang harus dilakukan karena usia tanaman AALI sudah banyak yang mature di atas usia 15 tahun. Berdasarkan data AALI, hingga Oktober 2019, usia tanaman AALI yang di atas 15 tahun sudah 44,51 persen.

Rinciannya, usia tanaman di rentang 16 tahun sampai 20 tahun sebesar 0,8 persen, untuk rentang 21 tahun hingga 24 tahun capai 40,52 persen dan di atas 26 tahun ada 3,19 persen dari total tanaman milik Grup Astra ini.

Sementara sisanya ada di rentang usia tanaman 5 tahun-6 tahun sebanyak 9,11 persen, usia tanaman 1 tahun-10 tahun sekitar 19,00 persen dan porsi usia tananaman 11 tahun-15 tahun capai 27,38 persen.

Kemudian sisa capex sekitar 30 persen akan digunakan untuk biaya infrastruktur dan biaya perawatan pabrik. "Karena itu tidak bisa kalau semua pakai dana operasional (opex) karena ada yang untuk jangka panjang jadi pakai capex," jelas dia. 

Sementara sisanya akan digunakan untuk menambah kapasitas pabrik. 

Tapi jumlah penambahan kapasitas akan ditentukan usai kuartal III tahun ini. Pasalnya, masa panen puncak di tahun lalu bisa dibilang tidak ada karena kemarau panjang. Sehingga pasokan CPO pun tidak banyak di awal tahun ini. 

"Efek kemarau panjang di tahun lalu membuat tidak ada masa panen yang tinggi akan terasa sampai kuartal III tahun ini," tutur Santosa.

Tapi AALI memastikan ada penambahan kapasitas dengan menambah line pabrik. "Kami sudah memiliki 32 pabrik jadi cukup menambah line saja," sebut Santosa. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar