Industri

Super Energy Siapkan Rp100 Miliar Cari Sumber Pasokan Gas di 2020

Ilustrasi jaringan gas di lingkungan rumah penduduk. (int)

JAKARTA - Perusahaan yang bergerak di sektor pengolahan dan distribusi gas, PT Super Energy Tbk (SURE) terus mencari peluang pengembangan bisnisnya di tahun depan.

Direktur Utama SURE Agustus Sani Nugroho menyampaikan, pihaknya menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp100 miliar di tahun 2020 nanti. Capex ini digelontorkan untuk menyelesaikan proses pencarian sumber gas baru bagi perusahaan.

“Capex sekitar Rp100 miliar berasal dari arus kas internal perusahaan dan pinjaman bank atau lembaga keuangan non-bank,” ungkap dia.

Agus belum bisa membeberkan rincian perkembangan pencarian sumber gas oleh SURE. Pastinya, SURE masih berupaya mencari sumber gas baru dari pihak-pihak yang dapat memberikan tambahan atau memperbesar suplai gas kepada perusahaan.

Adapun wilayah sumber gas yang menjadi incaran emiten ini antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Ketiga provinsi tersebut dipandang padat kawasan industri yang membutuhkan pasokan gas.

Agus juga menyebut, pencarian sumber gas tersebut cukup penting bagi SURE dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi feed gas atau gas umpan di masa mendatang.

Pihak SURE belum menyampaikan target produksi feed gas di tahun depan. Sedangkan di tahun ini SURE menargetkan produksi feed gas sebanyak 10 mmscfd. Hingga kuartal tiga kemarin, perusahaan sudah merealisasikan produksinya sebanyak 9 mmscfd.

Saat ini, SURE memiliki fasilitas pengolahan gas yang dikelola anak usahanya PT Gasuma Federal Indonesia. Di sana terdapat 3 unit gas compressor dengan kapasitas sebesar 20 mmscfd yang mana pasokannya berasal dari lapangan Mudi dan Sukowati.

Fasilitas tersebut memungkinkan SURE untuk mengolah gas suar menjadi kondensat, liquid petroleum gas (LPG), dan lean gas.

Melalui anak usaha lainnya yaitu PT Bahtera Abadi Gas, SURE juga memiliki fasilitas distribusi gas terkompresi atau compressed natural gas (CNG) yang berada di Tuban, Jawa Timur dengan kapasitas 5 mmscfd.

Agus berharap percepatan dalam memperoleh sumber pasokan gas baru akan membuat pendapatan SURE tumbuh sekitar 17% di tahun 2020 mendatang. Sebenarnya, target tersebut sedikit turun dari proyeksi pertumbuhan SURE di tahun 2019 sebesar 18,48%.

Ia menilai, target pendapatan di tahun ini pun kemungkinan tidak tercapai karena harga rata-rata penjualan untuk LPG dan kondensat mengalami penurunan.

Agus memberi gambaran, harga rata-rata LPG di periode Januari-September 2018 tercatat sebesar Rp8,16 juta per ton. Angka ini kemudian turun di periode Januari-September 2019 menjadi Rp7,54 juta per ton.

Tak hanya itu, harga rata-rata kondensat juga turun menjadi Rp600.097 per barel di periode Januari-September 2019. Sebelumnya, di periode Januari-September 2018, harga rata-rata kondensat mencapai Rp777.442 per barel.

Sementara itu, harga rata-rata CNG naik dari Rp 134.854 per MMBtu di Januari-September 2018 menjadi Rp138.523 per MMBtu di Januari-September 2019. “Tapi kenaikan harga CNG tidak bisa menutupi penurunan dari harga LPG dan kondensat,” ungkap Agus.

Di tahun lalu, SURE meraih total pendapatan sebesar Rp295,85 miliar. Sedangkan sampai kuartal tiga lalu, pendapatan perusahaan mencapai Rp212,19 miliar. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar