Politik

Demokrat Dorong Pilpres dan Pileg Dipisah

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono. (Int)

JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut Pemilu Serentak 2019 memberikan pengalaman berharga bagi Bangsa Indonesia. SBY menyoroti gelaran pemilu yang kental nuansa politik identitas. Bahkan cenderung berlebihan.

Presiden RI ke-6 ini meminta agar sistem penyelenggaraan pemilu saat ini dievaluasi. Tujuannya agar penyelenggaraan lebih baik di masa depan. Terutama untuk pemerintah, parlemen dan penyelenggara pemilu.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menjelaskan pernyataan tersebut merupakan masukan dari SBY. Dengan tujuan agar penyelenggaraan pemilu dapat diperbaiki.

"Bukan keluhan, tetapi masukan, fakta yang terjadi bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki ke depan. Pilpres kemarin itu banyak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan termasuk perpecahan, di antara masyarakat, ya rakyat. Nah ini juga harus diperbaiki ke depan," kata dia, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (12/12/2019).

Pelaksanaan Pileg dan Pilpres yang dilakukan bersamaan juga perlu disoroti. Mengingat timbulnya persoalan, termasuk jatuhnya korban jiwa dari petugas KPPS.

"Kemudian penyelenggaraannya juga mungkin, legislatif dan pilpres itu dilakukan bersamaan itu juga penuh dengan permasalahan. Kita lihat faktanya para tim KPPS banyak jadi korban. Ini satu catatan yang perlu di perbaiki ke depan," urai dia.

Atas dasar itu, pihaknya mendorong agar ke depan pelaksanaan Pilpres dan Pileg tidak lagi dilakukan bersamaan, tapi sebaiknya dipisah.

"Sebaiknya dipisah ya karena apa, satu hal juga kalau di bersamaan seperti kemarin itu ukuran dan penentuan presidential threshold itu kan bermasalah ya, kemarin itu kan PT ditentukan dari pemilu sebelumnya kan, itu juga pernah di pakai," tandasnya. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar