Industri

Program B20 Dinilai Telah Berjalan Lancar

B20 dan B30. (Int)

JAKARTA - Program biodiesel 20 persen (B20) yang berjalan sejak 1 September 2018 tidak menemui kendala berarti dan telah disalurkan di hampir semua titik.

Direktur Bioenergi Kementerian ESDM RI, Andriah Feby Misna mengatakan memang ada beberapa keluhan terkait biodiesel. Namun, skalanya relatif kecil karena pemerintah telah melakukan sosialisasi.

Pemerintah juga telah menyiapkan buku pedoman handling hingga tata cara penyimpanan biodiesel.

Sebagai persiapan penerapan B30 mulai 2020, pemerintah bahkan telah melakukan meningkatkan spesifikasi biodiesel. Standar kebutuhan unsur nabati untuk B30 ditingkatkan dengan memperketat sejumlah parameter seperti kandungan air maupun angka keasaman. 

Selain spesifikasi, uji jalan juga sudah selesai dilakukan di kendaraan dengan berat di bawah maupun di atas 3,5 ton. Hasil uji jalan menunjukkan B30 tidak berdampak negatif terhadap kinerja mesin dan masih di bawah ambang batas emisi.

Misalnya, untuk kendaraan dengan bobot di bawah 3,5 ton, daya mesin meningkat 0,84 persen, konsumsi bahan bakar meningkat 0,87 persen, emisi CO menurun 0,1-0,2 gram per kilometer, dan filter bahan bakar cenderung meningkat pada 7.500-15.000 kilometer kemudian normal setelah pergantian filter.

"Intinya semua ini masih di dalam ambang batas," katanya. 

Adapun Indonesia dinilai telah menjadi contoh bagi negara-negara lain di dunia dalam memanfaatkan biodiesel sebagai bahan bakar berbasis energi baru terbarukan (EBT).

Contohnya, Malaysia, berencana mulai mengembangkan B20. Saat ini, Malaysia baru menerapkan B10. Tak ingin ketinggalan, Thailand juga akan mulai mengembangkan B20. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar