Ekonomi

Ekspor CPO Indonesia ke India Kembali Naik

Ilustrasi CPO. (Int)

JAKARTA - Ekspor minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk turunannya ke India berhasil kembali naik.

Hal tersebut tak lepas dari kebijakan India yang melakukan penyesuaian bea masuk produk tersebut dari Indonesia dengan Malaysia.

Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Minyak Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Kanya Lakhsmi mengatakan, saat ini bea masuk impor CPO dan produk turunannya di India masih tergolong tinggi. Namun, menurutnya hal itu tidak menjadi masalah berarti bagi ekspor Indonesia ke negara tersebut.

“Sejak awal kami selalu minta besaran bea masuk yang kita terima harus setara dengan Malaysia. Kami merasa dirugikan ketika pada awal tahun lalu bea masuk produk CPO dan turunannya dari Malaysia lebih rendah dari kita. Sekarang terbukti, ketika bea masuk di India setara, ekspor produk kita kembali pulih,” katanya.

Adapun pada awal tahun ini, India menetapkan bea masuk CPO dari Malaysia sebesar 40 persen dan produk turunannya sebesar 45 persen. Langkah tersebut merupakan tindak lanjut berlakunya Malaysia-India Comprehensive Economic Cooperation Agreement (MICECA).

Namun, India pada akhirnya menaikkan bea masuk produk turunan CPO dari Malaysia pada September lalu menjadi 50 persen. Hal itu membuat besaran bea masuk CPO dan produk turunannya dari Indonesia dan Malaysia menjadi setara. Saat ini bea masuk CPO dari Indonesia dikenakan sebesar 40 persen dan produk turunannnya 50 persen oleh India.

Berdasarkan laporan Gapki ekspor minyak sawit Indonesia ke India meningkat tajam hingga 51 persen pada September 2019 dibandingkan dengan bulan sebelumnya menjadi 481.000 ton. Sementara itu, secara total, ekspor CPO dan produk turunannya dari Indonesia sepanjang tahun ini menccapai 26 juta ton pada September lalu.

Volume ekspor tersebut naik 4 persen dibandingkan dengan ekspor pada periode yang sama pada 2018. Capaian volume ekspor tersebut membantu menyerap produksi CPO domestik sepanjang Januari-September 2019 yang mencapai 36 juta ton

Data Gapki menyebutkan, kenaikan eskpor pada September dibandingkan dibandingkan dengan Agustus 2019, terjadi pada semua semua produk kecuali biodiesel dan minyak laurat. Penurunan ekspor biodiesel yang besar terjadi antara lain di China, negara Asia Tenggara dan Asia Timur lainnya.

Pada bulan lalu volume ekspor terbesar adalah menuju Afrika dengan 687.000 ton, diikuti oleh China  560.000 ton, India 481.000 ton, dan Uni Eropa 315.000 ton.

Sementara itu , sepanjang Januari-September 2019 volume ekspor terbesar tercatat menuju China yang mencapai 4,8 juta ton, Uni Eropa sebesar 4 juta ton, negara-negara Asia Tenggara dan Asia Timur selain China sebesar 3,8 juta ton, Afrika sejumlah 3,7 juta ton, dan India sebanyak 3,3 juta ton.

Adapun, produksi CPO pada September turun sekitar 2 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sejumlah provinsi yang mencatat penurunan produksi antara lain Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, dan Jambi.  Namun penurunan produksi ini tertutupi dengan kenaikan produksi di provinsi-provinsi lain. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar