Ekonomi

Biodiesel Andalan Peningkatan Bauran Energi Terbarukan

Ilustrasi Biodiesel. (Int)

JAKARTA - Pemerintah menjadikan penggunaan biodiesel sebagai prioritas untuk meningkatkan bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. 

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan pemerintah memang memerlukan sejumlah langkah bertahap untuk meningkatkan bauran EBT. Untuk biodiesel, pemakaiannya dilakukan bertahap menyesuaikan dengan kesesuaian dengan pemakai, yakni mesin kendaraan. 

"Kita harus jaga kualitas saat di transportasi dia bisa dijaga tingkat purity karena akan memengaruhi nilai bakar dan engine," katanya, Jumat (1/11/2019). 

Berdasarkan outlook Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada 2018, jika hanya memanfaatkan pembangkit dengan tenaga hidro, panas bumi, surya, maupun angin untuk mencapai target Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) 2025, realisasi bauran EBT yang dapat dicapai hanya 13 persen.

Sementara itu, jika ditambah dengan penerapan biodiesel dengan mandatori 30 persen (B30) pada 2020 nanti, bauran EBT sesuai RUEN akan bertambah 3 persen.

Apabila nantinya pada 2025, Indonesia menerapkan B30, green biofuel, dan pembangkit listrik tenaga bioenergi sekaligus, akan ada penambahan hingga 10 persen. Artinya, jika ditambah dengan realisasi pembangkit EBT 13 persen, maka bauran EBT 23 persen pada 2025 dapat tercapai.

Bisnis mencatat hingga 2018, realisasi bauran EBT nasional baru sebesar 7,68 persen. Sementara itu, minyak bumi masih mendominasi dengan porsi 39,19 persen disusul batu bara 33,28 persen dan gas bumi 19,85 persen. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar