Ekonomi

Pameran Dagang Indonesia 2019 Raup Transaksi Rp153,38 Triliun

Menteri Perdagangan RI, Agus Suparmanto. (Int)

JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI mencatat total transaksi selama Pameran Dagang Indonesia atau Trade Expo Indonesia (TEI) 2019 sebesar US$10,96 miliar atau Rp153,38 triliun. Transaksi ini dilakukan dalam lima hari, yakni 16-20 Oktober 2019.

Menteri Perdagangan RI, Agus Suparmanto mengatakan capaian transaksi itu naik sekitar 20,45 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Data Kemendag menunjukkan total transaksi di TEI 2018 sebesar US$8,49 miliar atau Rp127,33 triliun.

Ia memaparkan transaksi selama TEI 2019 mencakup transaksi perdagangan, jasa, dan investasi. Untuk transaksi perdagangan ini terdiri dari transaksi produk (barang) sebesar US$1,54 miliar.

Agus merinci transaksi perdagangan barang berasal dari penandatanganan kontrak dagang sebesar US$693,34 juta, transaksi di stan pameran US$687,6 juta, misi dagang lokal US$50,63 juta, penjajakan kesepakatan dagang US$67,11 juta, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan US$10,43 juta.

Selain itu, ada juga yang berasal dari forum bisnis hortikultura US$8,78 dan kuliner US$457,14 ribu.

Lalu, transaksi yang berasal dari perdagangan jasa mencapai US$120,08 juta dan investasi sebesar US$9,29 miliar.

"Pada gelaran TEI kali ini negara dengan transaksi terbanyak adalah Mesir, Jepang, Tiongkok," ucap Agus.

Detailnya, transaksi dari Mesir tercatat sebesar US$270,51 juta, Jepang US$260,01 juta, China US$201,52 juta, India US$96,71 juta, dan Inggris sebesar US$94,44 juta.

"Produk yang paling diminati adalah makanan olahan, produk kertas, kelapa sawit, pertanian, dan kopi kertas," ujarnya.

Kemudian, Agus menyebut ada 114 kesepakatan dagang yang terbentuk selama penyelenggaraan TEI 2019 dengan nilai kontrak US$3,19 miliar. Angka itu terdiri dari produk barang, kertas, pertanian, dan perkebunan.

Agus menjelaskan kesepakatan dagang ini berasal dari 31 negara. Beberapa negara itu, seperti Jepang, Mesir, Amerika Serikat, Somalia, Spanyol, dan Nigeria.

Ia menambahkan terdapat 247 transaksi dari kegiatan business matching dengan nilai US$67,11 juta.

Beberapa negara yang mengikuti kegiatan itu, antara lain Malaysia, Amerika Serikat, Hong Kong, Jepang, Bulgaria, dan Afrika Selatan.

"Hal tersebut menunjukkan eksportir Indonesia mampu meyakinkan pembeli mancanegara untuk bertransaksi di tengah persaingan global yang semakin ketat," pungkas Agus. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar