JAKARTA - Data CIF Rotterdam mencatat harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) cetak rekor tertinggi sepanjang tahun 2019. 

Dalam lima hari perdagangan terakhir (21–25 Oktober 2019), harga CPO global menguat sebesar 6,6 persen dari US$567,5/MT menjadi US$605/MT. Kenaikan harga global tersebut juga diikuti oleh kenaikan harga CPO nasional. 

Data ICDX (Indonesian commodity and derivative exchange) mencatat terjadi kenaikan harga CPO nasional sebesar 8,68 persen dari Rp7.655/kg menjadi Rp8.320/kg selama sepekan terakhir.

Beberapa faktor yang ditengarai menjadi penyebab terjadinya lonjakan harga yang berkelanjutan tersebut di antaranya peningkatan permintaan CPO dari China, India, Afrika, Pakistan, dan Bangladesh. 

Data CPO Indonesia dari Gapki menunjukkan bahwa ekspor minyak sawit ke China pada Juni–Juli 2019 menguat sebesar 49,1 persen dari 435.540 ton menjadi 649.600 ton, India menguat 77 persen dari 247.900 ton menjadi 438.820 ton, Afrika menguat 57,4 persen dari 173.040 ton menjadi 272.390 ton, Pakistan menguat 15,6 persen dari 151.060 ton menjadi 174.570 ton, dan Bangladesh menguat 264,2 persen dari 37.750 ton menjadi 137.480 ton. Konflik India-Malaysia yang makin diperparah oleh statement Mahathir Mohamad terkait Kashmir ikut menjadi bumbu terhadap kenaikan harga CPO global saat ini. 

Peningkatan penggunaan campuran B20 menjadi B30 pada Januari 2020 mendatang juga menjadi sentimen naiknya harga CPO global. Konsumsi domestik minyak sawit hingga Agustus 2019 tercatat mencapai 11,7 juta ton atau sekitar 44 persen dari total produksi. Penerapan B30 pada Januari mendatang diprediksi akan meningkatkan konsumsi domestik mencapai lebih dari 60 persen. 

Mengutip Reuters, harga minyak sawit kontrak Januari Dalian pekan lalu diperdagangkan menguat 1,1 persen, sementara harga minyak kedelai (soybean oil/SBO) kontrak Januari menguat 0,7 persen. Harga minyak kedelai sebagai salah satu substituen minyak nabati lain yang diperdagangkan di bursa Chicago Board of Trade (CBOT) juga naik 0,9 persen dibandingkan pekan sebelumnya. (*)