Ekonomi

AS-China Belum Ketuk Palu, Harga CPO Naik

Ilustrasi CPO. (Int)

JAKARTA - Memasuki kuartal IV-2019, kabar baik datang melalui kenaikan harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) setelah dua pekan sebelumnya mengalami penurunan sebesar 9,2 persen. Banyak sentimen negatif yang mendasari merosotnya harga CPO pada akhir September 2019 tersebut, termasuk perang dagang yang melibatkan Amerika Serikat (AS) dan China.

Meskipun demikian, kenaikan harga CPO di awal Oktober 2019 ini mendatangkan harapan baru bagi eksportir di Indonesia. Data CIF Rotterdam mencatat terjadi kenaikan harga CPO sebesar 3,8 persen per pekan pertama Oktober 2019.

Sentimen politik yang mendasari terjadinya kenaikan ini terkait dengan pernyataan Presiden Joko Widodo mengenai mandatori B20, B30, dan B50 pada 2020 mendatang. Tidak hanya itu, pemerintah juga akan menggunakan CPO sebesar 60 persen untuk avtur.

Efek perang dagang AS-China telah menyebabkan perekonomian global melemah termasuk kegiatan ekspor-impor minyak nabati oleh negara yang bersangkutan. Perspektif negatif terkait perekonomian antar-dua negara tersebut masih simpang-siur beredar sebelum kesepakatan dagang tercapai pada 10-11 Oktober di Washington mendatang.

Salah satunya yaitu isu terkait penyetopan pembelian kedelai oleh China ke AS yang kemudian disubstitusi dengan CPO. Khusus Asia Tenggara, cuaca kering yang terjadi selama dua bulan terakhir diprediksikan menyebabkan jumlah produksi minyak kelapa sawit berkurang.

Sementara, asumsi ini diduga menjadikan harga CPO di pasar global pada awal kuartal IV merangsak naik. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar