Pernah ke Gunung Kawi yang terletak di Kabupaten Malang, Jawa Timur? Ini tradisi unik yang ada di areal yang tak pernah sepi orang itu.
Jika datang ke gunung ini, hampir setiap tempat dan pohon di wilayah Gunung Kawi dianggap keramat. Tak heran bila peziarah di gunung itu selalu mencari tempat-tempat yang diaggap paling makbul untuk berdoa.
Misal pohon Dewa Ndaru. Di bawah pohon ini hampir tidak pernah sepi orang. Bahkan, berhari-hari mereka duduk bersila atau tidur-tiduran di bawah pohon ini. Daun, ranting, buah pohon ini yang jatuh tertiup angin selalu menjadi rebutan. Juga jika ada yang usil melempar kerikil.
Ya, seperti itu suasana di Gunung Kawi, Malang, Jawa Timur. Selain Sumber Manggis yang dipercaya memberikan berkah bagi peziarah, mereka yang ziarah di Gunung Kawi memang fokus di pohon Dewa Ndaru. Pohon ini oleh orang Cina disebut pohon Shiantho, atau Cerme Londo dalam bahasa Jawa.
Pohon ini memang dipercaya mampu mendatangkan berkah. Keberuntungan besar bagi yang kejatuhan buah atau daunnya. Di masa hidup Raden Mas Iman Soedjono, pohon keramat ini merupakan pemberian murid Raden Mas Iman Soedjono asal Tiongkok yang bernama Shampoho. Raden Mas Iman Soedjono menanamnya di samping kiri makam Mbah Joego.
Selain pohon Dewa Ndaru, semasa hidup Raden Mas Iman Soedjono menyenangi banyak pohon. Di antaranya Nagasari, Kweni, Kepel, Kesemek, Cempaka, Tanjung, Murgo Pudak Wangi, Kanthil, Jenar, Katimala, Jati Mulya, dan pohon Dewa Ndaru. Namun, yang bertahan hidup sampai sekarang hanya pohon Dewa Ndaru.
Kalangan peziarah percaya apabila kejatuhan buah atau daunnya pertanda akan mendapat rezeki besar. Itu benar atau tidak tak disoal. Hanya, pengusaha-pengusaha besar warga keturunan, yang dulunya melarat kini menjadi kaya raya rutin datang ke tempat ini. Konon mereka mengaku pernah kejatuhan buah atau daun pohon Dewa Ndaru.
Seperti Liem Sioe Liong atau Sudono Salim. konglomerat Indonesia itu, ketika masih melarat kejatuhan buah Dewa Ndaru. Setelah itu bisnis Salim terus merangkak naik.
Selain Sudono Salim, nama-nama pengusaha besar lainnya seperti Eka Cipta, Prayogo Pangestu, bos Samsung, Bentoel, Sampoerna selalu hadir setiap tahun untuk nyekar di tempat itu. Mereka berharap usaha mereka berhasil setelah berkunjung ke Gunung Kawi.
Kepercayaan orang terhadap pohon Dewa Ndaru menjadi simbol masyarakat Indonesia akan budaya menghargai orang-orang zaman dulu. Tidak heran bila dijumpai orang yang mengaku selama dua hari duduk di bawah pohon, hanya menunggu jatuhnya buah atau daunnya.
Lamanya menunggu bukan jaminan akan mendapat keuntungan. Seperti yang dialami Ilham, peziarah asal Madura. Ilham yang sehari-hari pekerja bangunan mengaku belum kejatuhan daunnya walau telah bersila dua hari lamanya.
Yang unik di tempat ini, ada yang kejatuhan daun pohon ini, dia langsung membungkus dengan uang kertas. Ketika ditanya maksudnya, dia bilang agar rezekinya terus mengalir deras. Tidak jelas siapa yang menyarankan tindakan itu.
Padahal pihak pengelola melarang cara-cara yang dinilai berlebihan itu. Raden Soepodoyono cicit Raden Mas Iman Soedjono hanya menyarankan agar daun atau buah Dewa Ndaru dibungkus dengan kertas atau daun apa adanya. Sebab kalau dibungkus dengan uang itu berarti menyalahi aturan pemerintah yang dianggap menghambat peredaran uang.
Selain pengusaha, ternyata ada juga paranormal yang datang ke Gunung Kawi. Itu jika mereka menemui kesulitan untuk membantu pasiennya. Menurut penuturan juru kunci yang selalu memantau tamu-tamu khusus (orang terkenal). “Banyak paranormal datang ke sini apabila kesulitan mengobati pasiennya. Mereka juga tak pernah absen duduk di bawah pohon itu,” kata Wahyu Widayat sambil menunjuk kerumunan orang di pohon Dewa Ndaru.
Sebenarnya seperti apa sih hingga pohon ini dimitoskan seperti itu? Menurut penuturan juru kunci, pohon setinggi 5 meter ini sudah berumur 300 tahun. Namun karena pohon Dewa Ndaru ini seperti juga pohon Manggis, walaupun sudah berumur ratusan tahun, pohon ini tetap tampak segar dengan daun-daun yang rindang. Padahal tidak pernah disiram dan dirawat. Benarkah orang yang kejatuhan buah atau daunnya bakal mendapat keuntungan besar? “Insyaallah,” kata Widayat.
Karena kepercayaan itu, maka pengunjung yang ingin mendapatkan pohon hanya sekadar sebagai oleh-oleh untuk ditanam di rumah, bisa mendapatkannya dengan membeli.
Di sepanjang jalan menuju puncak Gunung Kawi bertebaran penjual pohon ini. Berbentuk bonsai dengan harga bervariasi. Mulai dari 10 ribu rupiah hingga 25 ribu rupiah. jss