Ekonomi

Pelemahan Ringgit Menopang Kenaikan Harga CPO

Ilustrasi CPO. (Int)

JAKARTA - Harga Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit kembali bergairah. Selasa (17/9/2019) kemarin, harga CPO kontrak pengiriman November 2019 di Malaysia Derivative Exchange naik 3,05 persen ke level RM 2.257 per metrik ton.

Analis Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan, lonjakan harga CPO terbantu oleh pelemahan ringgit Malaysia. Berdasarkan data Bloomberg, hari ini mata uang ringgit melemah 0,42 persen ke level RM 4,18 per dollar AS. Posisi ringgit pun telah terkoreksi 1,19 persen (ytd) terhadap dollar AS sepanjang tahun ini.

Pelemahan ringgit memberikan suntikan tenaga bagi pergerakan harga CPO. Pasalnya, permintaan komoditas ini menjadi meningkat.

Kenaikan harga CPO juga didorong oleh kabar bahwa Malaysia tengah menyiapkan ekspor minyak sawit bersertifikat ke Eropa mulai tahun depan. 

“Rencana ini dapat sambutan positif dari para pelaku pasar di tengah ancaman kampanye hitam CPO di Eropa,” ujar Faisyal.

Selain itu, penurunan cadangan minyak sawit di Indonesia juga memberikan dampak positif bagi harga CPO walau tidak begitu signifikan.

Dikutip Bloomberg, persediaan minyak sawit Indonesia turun menjadi 3,52 juta metrik ton di bulan Juli 2019 dari sebelumnya sebesar 3,55 juta metrik ton di bulan Juni.

Menurut Faisyal, potensi kenaikan harga CPO masih ada selama ringgit berada dalam fase melemah. Pergerakan ringgit sebenarnya juga bakal ditopang oleh efek kenaikan harga minyak dunia.

Namun, sentimen ini diyakini tidak berefek besar karena kenaikan tinggi harga minyak sendiri hanya berlangsung sesaat.

Prediksi Faisyal, harga CPO akan bergerak di kisaran RM 2.265—RM 2.310 per metrik ton pada perdagangan Rabu (18/9/2019). Adapun untuk sepekan mendatang, harga CPO akan bergulir di area RM 2.220—RM 2.350 per metrik ton. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar