Ekonomi

Harga CPO Bakal Membaik, Valuasi Sawit Sumbermas (SSMS) Juga Menarik

Ilustrasi perkebunan kelapa sawit. (Int)

JAKARTA - Tren pemulihan harga Crude Palm Oil (CPO) beberapa waktu terakhir, berpotensi membuat emiten-emiten CPO membaik, termasuk PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS, anggota indeks Kompas100 ini) di sisa tahun 2019.

Apalagi dari sisi valuasi dianggap masih menarik, meskipun emiten sawit tersebut masih dihadapkan tantangan rugi pada kinerja keuangan sepanjang Semester I-2019.

Sebagai gambaran, dalam enam bulan pertama 2019 emiten sawit membukukan rugi bersi sebanyak Rp15,01 miliar. Angka tersebut, berbanding terbalik dari catatan periode yang sama tahun lalu yang masih membukukan laba bersih sebanyak Rp324,79 miliar.

Adapun penyebab tergerusnya laba SSMS dikarenakan angka penjualan yang merosot 20,63 persen sepanjang semester I-2019 dari Rp1,89 triliun menjadi Rp1,5 triliun.

Penjualan minyak yang berkontribusi 89,4 persen dari total penjualan emiten sawit tersebut, tercatat turun 17,79 persen, disusul penurunan penjualan produk inti sawit, minyak inti sawit dan tandan buah segar.

Secara sektoral, Analis Oso Sekuritas Sukarno Alatas mengungkapkan dalam dua bulan terakhir harga komoditas CPO sedikit menguat dan menjadi angin segar bagi emiten-emiten CPO Tanah Air.

Penguatan harga ditopang oleh ekspektasi impor minyak nabati oleh India yang bakal meningkat dan bahkan menyentuh level tertinggi tahun ini.

Adapun tantangan ke depan, yakni kondisi harga komoditas CPO yang secara umum masih dalam pelemahan, belum juga menunjukkan tanda transisi harga untuk memulai tren kenaikan. Sehingga, sentimen yang mendominasi harga CPO saat ini masih datang dari India.

Kabarnya, Negeri Bollywood tersebut berencana untuk menaikkan kuota impor minyak nabati dan diharapkan bisa menambah sentimen positif harga CPO ke depan. Di sisi lain, ke depan pelaku pasar juga mengharapkan aturan B20 hingga B100 bisa benar terealisasi.

"Untuk pergerakan SSMS sendiri masih dalam tren penurunan menunjukkan kinerja yang belum bagus. Investor dianjurkan wait and see sebelum ada sinyal pembalikan dari tren penurunan harga saat ini," ujar Sukarno, Rabu (4/9/2019).
 
Untuk level harga terdekat, Sukarno menjelaskan pergerakan SSMS tengah menguji support di level Rp885 per saham. Jika harga breakdown, maka support berpotensi lanjut ke level selanjutnya di Rp780 per saham.

Sebaliknya, jika harga bertahan dan tidak tembus, maka ada potensi saham SSMS bergerak menuju level Rp970 per saham. Sedangkan hingga akhir tahun, harga diperkirakan berada di level Rp915 per saham. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar