Ekonomi

Ekspor Minyak Sawit Indonesia Berpotensi Turun

Proses ekspor minyak sawit mentah. (Tempo.co)

JAKARTA - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memperkirakan ekspor minyak sawit mulai dari crude palm oil (CPO) dan turunannya, biodiesel dan oleochemical berpotensi menurun tahun ini meski di semester I kinerja ekspor minyak sawit tercatat tumbuh 10 persen.

Potensi penurunan tersebut disebabkan tekanan yang berasal dari berbagai negara tujuan ekspor Indonesia. Misalnya tekanan dari Uni Eropa terkait tuduhan subsidi untuk produk biodiesel, juga penurunan ekspor ke India karena tarif bea masuk yang tak bersaing dengan Malaysia.

Sekretaris Jenderal Gapki, Kanya Lakshmi mengatakan, penurunan ekspor tersebut tak signifikan. Meski begitu Lakshmi tak menyebut berapa besar potensi penurunan ekspor CPO. 

"Kalau hitung-hitungan saya mungkin 32 juta ton," ujarnya, Rabu (7/8/2019).

Tahun lalu, Gapki mencatat kinerja ekspor minyak sawit Indonesia mencapai 34,71 juta ton atau meningkat dari tahun 2017 yang sebesar 32,18 juta ton.

Meski eskpor berpotensi menurun, dia berekspektasi masih ada peningkatan permintaan dari China dan tambahan permintaan dari negara-negara non tradisional yang sudah dijajaki Indonesia. (*)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar