JAKARTA - Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia mencatat penyaluran bahan bakar nabati atau biodisel 20% pada kuartal I/2019 telah mencapai 1,5 juta kiloliter atau baru 24% dari target tahun ini.
Jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu, penyaluran B20 mengalami peningkatan sebesar 50,4% atau hanya sebesar 757.268 kiloliter.
Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Paulus Tjakrawan mengatakan dari jumlah yang tersalurkan tersebut sebanyak 11% atau 173.000 kiloliter diekspor ke sejumlah negara terutama yang berada di Benua Eropa.
Adapun realisasi ekspor pada kurtal I/2019 lebih tinggi 6% dibanding periode sama tahun lalu yang hanya mencapai 97.455 kiloliter. Kondisi ini disebabkan karena tidak terjadi ekspor biodiesel pada Januari 2018.
"Dalam ekspor kita mengalami sejumlah kendara pertama tuduhan subsidi," katanya, Kamis, 2 April 2019 yang lalu.
Menurutnya, selama melakukan eskpor tersebut, produsen biofuel kerap mengalami beberapa kendala salah satunya tuduhan melakukan subsidi. Tuduhan tersebut tidak hanya datang sekali, tetapi pernah dialami sebelumnya yakni dari Amerika Serikat. Namun, tuduhan tersebut berhasil dipatahkan dengan kemenangan peradilan berada di pihak Indonesia pada Maret 2018 lalu.
"Jadi itu tuduhan lama sebenarnya karena ekspor kita naik terus ke sana," katanya.(rdh/net)