Ekonomi

Belanda: Soal Sawit ini Kita Harus Bicara, Tak Perlu Perang Dagang

JAKARTA- Kepala Bagian Ekonomi Kedutaan Besar Belanda, Hans de Brabander mengigatkan permasalahan minyak sawit antara Indonesia dan Eropa tidak perlu ditempuh dengan perang dagang. Sebab, ini hanya merugikan kedua belah pihak. Baik Uni Eropa maupun Indonesia sendiri. 

"Kita harus bekerja bersama. Kita harus saling bicara dan tidak melakukan perang dagang," ujarnya, di Jakarta, Kamis, 4 April 2019. 

Pemerintah Belanda dikatakan Hans de Brabander berharap Indonesia dan Uni Eropa tidak terlibat dalam perkara serius hingga perang dagang. "Hal yang perlu kita lakukan adalah keluar dari situasi ini karena ini merugikan kedua negara kita (Indonesia dan Belanda), merugikan bagi kedua blok, dan ini akan merugikan Anda karena minyak sawit adalah komoditas ekspor Indonesia," katanya.

Sebelumnya, sekitar Maret 2019, Komisi Eropa menyimpulkan bahwa budidaya kelapa sawit menyebabkan pembukaan hutan/deforestasi yang berlebihan dan penggunaannya dalam bahan bakar transportasi harus dihapuskan pada 2030 di wilayah itu.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan sempat mengatakan pemerintah telah mempertimbangkan berbagai opsi retaliasi dagang, termasuk memboikot produk-produk UE di Tanah Air, mulai dari mengalihkan pembelian pesawat terbang dari Airbus ke Boeing, hingga menghentikan impor truk dan bus Scania.

"Saya rasa apa yang terpenting adalah menghindari perselisihan dan perang dagang benar-benar hanya menghasilkan pecundang," ujar de Brabander seperti dilaporkan Bisnis.

Ia mengatakan peran dan kegunaan minyak sawit sangat besar dan menyayangkan adanya pelarangan terhadap produk CPO dari Indonesia oleh UE.(rdh)
 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar