Ekonomi

Harga CPO Makin Melambung

JAKARTA-Reli dalam empat hari terakhir, harga minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) sedang dalam posisi melambung. 

Untuk kontrak Juni, pada perdagangan Kamis, 4 April 2019 di Bursa Derivatives Malaysia Exchange harga komoditas unggulan Indonesia dan Malaysia ini menguat 0,64 persen ke posisi posisi MYR 2.189/ton, naik 1,02 persen pada perdagangan Rabu, 3 April 2019.

Secara-point-to-point semenjak akhir maret dan di awal April ini, harga CPO sudah naik 3,25 persen. Dan sejak awal tahun, harganya sudah naik sebesar 3,21 persen. 

Penguatan harga komoditas unggulan Indonesia dan Malaysia disebabkan harapan pelaku pasar akan posisi inventori minyak sawit bulan Maret yang bisa dikurangi.

"Pasar [minyak sawit] disokong oleh perkiraan awal yang bullish bahwa stok [minyak sawit] Malaysia berpotensi berkurang," ujar pelaku pasar yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.

Optimisme tersebut kian membuncah pasca beberapa surveyor kargo mengumumkan adanya peningkatan ekspor minyak sawit Malaysia sepanjang bulan Maret.

Intertek Testing Services (ITS) mengatakan bahwa pengiriman minyak sawit Malaysia pada bulan Maret meningkat 22,4% dibanding bulan sebelumnya. Senada, AmSpec Agri Malaysia juga mengumumkan peningkatan ekspor minyak sawit sebesar 22,9% pada bulan Maret.

Menyusul setelahnya, surveyor Societe Generale de Surveillance (SGS) juga melihat adanya kenaikan ekspor minyak sawit sebesar 28,1%

Namun data tersebut masih belum resmi. Pelaku pasar kini menantikan rilis data resmi pemerintah Malaysia yang akan dilakukan oleh Malaysian Palm Oil Board (MPOB) pada tanggal 10 April mendatang.

Bila benar, maka harga CPO berpeluang untuk kembali melesat.

Sebagai informasi, ketakutan akan banjir pasokan minyak sawit memang terbukti dapat membuat harga minyak sawit merosot cukup jauh.

Tengok saja stok minyak sawit yang naik sepanjang tahun 2018 membuat harganya amblas.

Tercatat harga rata-rata CPO sepanjang tahun 2018 turun sekitar 9,1% secara tahunan (Year on Year/YoY).

Bagaimana tidak, berdasarkan data dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB), stok minyak sawit Malaysia pada akhir tahun 2018 mencapai 3,21 juta ton yang merupakan paling tinggi sejak 2 dekade silam. Sudah tentu stok yang meningkat akan membuat keseimbangan fundamental (pasokan-permintaan) di pasar akan semakin timpang.

Apalagi secara mengejutkan stok pada bulan Februari 2019 kembali meningkat 1,3% dari bulan sebelumnya menjadi 3,05 juta ton. 

Namun yang menjadi ancaman adalah peningkatan produksi. Sebab bila melihat pola produksi tahunan minyak sawit, pada bulan Maret hampir selalu mengalami peningkatan dibanding bulan sebelumnya.

Apabila volume produksi yang juga akan dirilis oleh MPOB meningkat lebih pesat dibanding ekspor, maka bisa jadi stok tidak berkurang. Bahkan berpotensi naik lagi. Kala hal tersebut terjadi, maka kemungkinan besar harga sawit akan kembali terjun bebas.(rdh/cnbc)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar