Ekonomi

Menko Darmin Sebut Konflik Kashmir tak Ganggu Ekspor CPO

JAKARTA-Perseteruan Pakistan dengan India karena konflik Kashmir tidak terlalu berimbas kepada ekspor minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) Indonesia ke dua negara ini.  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan eskalasi konflik militer yang terjadi antara India dan Pakistan di wilayah Kashmir belum berdampak bagi hubungan dagang kedua negara dengan Indonesia.

"Nggaklah. Kita tidak melihat ketegangan itu punya dampak langsung. Persoalan kita dengan India soal CPO itu tersendiri dengan persoalan kita dengan Pakistan," ujar Darmin di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis,28 Februari 2019.

Sementara itu, perkembangan dunua internasional, Konflik di Kahsmir semakin memanas selepas Pakistan menembak jatuh dua pesawat jet tempur India, Rabu, 27 Februari 2019 sebagaimana penuturan juru bicara angkatan bersenjata Pakistan. Hal itu terjadi sehari setelah pesawat tempur India menyerang kawasan Pakistan untuk kali pertama sejak perang tahun 1971.

Ketegangan kedua negara telah meningkat sejak bom mobil bunuh diri oleh militan Pakistan di Kashmir, yang dikuasai India, menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India pada 14 Februari 2019 lalu.

Seperti diketahui, India merupakan negara tujuan ekspor nomor satu produk CPO dari Tanah Air. Sepanjang tahun lalu, meskipun terganggu oleh pengenaan bea masuk yang tinggi sejak 1 Maret 2018, total volume ekspor CPO dan produk turunannya dari RI mencapai 6,71 juta ton. Segala gangguan keamanan di Negeri Bollywood tentu akan mempengaruhi permintaan akan sawit.

Sementara itu, total volume ekspor ke Pakistan juga tidak kalah besar, mencapai 2,48 juta ton sepanjang tahun lalu, menjadikannya tujuan ekspor kelima produk CPO RI setelah India, Uni Eropa, China, dan negara-negara Afrika.

Dengan demikian, menjadi cukup wajar apabila konflik menahun antar dua negara pemilik senjata nuklir tersebut cukup menjadi keprihatinan pelaku usaha, khususnya industri sawit di Tanah Air.

"Mestinya sih tidak, tentu bisa saja ada pengaruhnya tapi secara signifikan sih tidak," kata Darmin.

Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun menjelaskan kebanyakan minyak sawit di India dan Pakistan digunakan untuk pangan.

"Walaupun mereka ada ketegangan tentu itu akan berjalan seperti biasa kecuali misalnya pelabuhannya tertutup. Tapi Ini kan tidak," ujarnya.

"Ya harapannya, tentu yang ada ketegangan di dunia ini kita harapkan mereda. Karena Indonesia menganut prinsip damai, tapi kalau dilihat dari sisi pemasaran sawit itu tidak akan begitu menjadi faktor besar. Kalau saya tidak melihat dampak yang terlalu besar," lanjut Derom.(rdh/cnbc)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar