Ekonomi

Harga CPO Kontrak Maret Melonjak 2,12 Persen, Berikut Penyebabnya

JAKARTA- Setelah terjerumus akhir Februari kemarin, harga minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) untuk kontrak Maret di Bursa Malaysia Derivative Exchange, Jumat, 1 Maret 2019 melonjak 2,12 persen ke posisi MYR 2.166 per-ton atau 532,34 dolar Amerika Serikat per-ton

Namun, tercatat sepekan, harga CPO masih turun 4,03 persen secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun masih bisa naik 2,12 persen.

Salah satu yang mendorong pergerakan harga CPO hari ini adalah jumlah ekspor Indonesia untuk produk minyak sawit dan turunannya (termasuk biodiesel) pada bulan Januari yang naik 4% dibandingkan bulan sebelumnya, berdasarkan rilis data terbaru dari Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) hari ini.

Dalam rilisnya, GAPKI menuliskan bahwa meningkatnya ekspor tersebut terjadi karena adanya permintaan yang naik di sejumlah negara. Permintaan dari negara-negara Afrika merupakan yang naik paling tinggi, bahkan mencapai 74 persen diikuti oleh Bangladesh (43%), Amerika Serikat (26%), negara-negara Timur Tengah (13%), dan India (9%).

Meningkatnya permintaan dari India merupakan kabar yang sangat bagus. Sebab, India merupakan importir minyak sawit terbesar di dunia, yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keseimbangan fundamental di pasar minyak nabati global.

Selain itu, pemanfaatan CPO sebagai bahan baku biodiesel juga terus tumbuh, dimana pada bulan Januari meningkat 9% menjadi 552.000 ton dibandingkan Desember 2018. Tak hanya itu, GAPKI juga mengatakan bahwa pemerintah Indonesia berencana untuk melakukan uji coba pencampuran B30, yang bisa meningkatkan penyerapan hasil produksi minyak sawit.

Sebagai informasi, bila program B30 benar-benar terealisasi, artinya komposisi unsur nabati (yang utamanya berasal dari minyak sawit) akan meningkat menjadi 30%, dari yang semula 20%.

Kala permintaan meningkat, maka inventori minyak sawit yang menggunung di akhir tahun 2018 bisa berkurang. Kekhawatiran pasar akan banjir pasokan dapat sedikit diredam.

Selain itu, nilai Ringgit Malaysia yang amblas hari ini juga menjadi keuntungan bagi CPO. Pasalnya, harga CPO akan menjadi relatif lebih murah bagi pemegang mata uang lain.

Tak hanya itu, naiknya harga minyak kedelai di bursa Chicago juga memberi tambahan energi positif bagi minyak sawit. Kemarin harga minyak kedelai naik 0,5%, dan masih berada di posisi yang sama pada hari ini.

Karena sifatnya yang saling substitusi, kedua produk tersebut (minyak sawit dan minyak kedelai) menjadi bersaing di pasar minyak nabati global untuk memperebutkan pangsa pasar. Alhasil pergerakan harga keduanya saling berkorelasi positif.(rdh/net)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar