Ekonomi

Harga Minyak Bumi Naik, CPO Ikut Terkerek

JAKARTA- Kenaikan harga minyak bumi di pasaran pada Rabu, 13 Februari 2019 ikut mengerek harga minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang sempat lesu pada perdagangan Selasa, 12 Februari 2019 kemarin.
"Harga di pasar meningkat akibat naiknya harga minyak bumi semalam," ujar pialang kontrak CPO yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.

Pada pukul 13.30 WIB, harga CPO kontrak april di Bursa Derivatif Malaysia naik sebesar 0,58 persen di posisi MYR 2.267/ton atau setara dengan US$ 557,96/ton. Padahal, sehari sebelumnya, harga CPO ditutup melemah 0,53 persen.

Sejak awal tahun 2019 ini, harga komoditas unggulan Indonesia dan Malaysia ini masih tercatat naik 6,88 persen.

Terkereknya harga CPO pada perdagangan Rabu ini, juga imbas dari kenaikan harga minyak bumi. Yang pada penutupan perdagangan kemarin, harga minyak jenis Brent ditutup menguat 1,48%, dan lanjut menguat 1,03% hari ini. Sedangkan harga minyak jenis lightsweet (WTI) ditutup naik 1,32% kemarin dan masih terus menguat 1,02% hingga saat ini.

Naiknya harga minyak bumi disebabkan oleh berkurangnya pasokan minyak Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) sebesar 797.000 barel/hari di bulan Januari. Ditambah lagi, Arab Saudi juga berencana untuk mengurangi pasokan minyaknya lebih banyak pada bulan Maret.

Pergerakan harga CPO memang lumrahnya mengikuti pergerakan harga minyak bumi. Sebab CPO merupakan salah satu bahan baku biosolar.

Meskipun nilai ekspor produk sawit Malaysia turun di bulan ini, namun hal tersebut nampaknya sudah masuk ke dalam perhitungan investor saat ini.

Pasalnya produksi sawit di kuartal I setiap tahunnya memang akan turun karena adanya faktor musiman.

Pelaku pasar yang ada di Kuala Lumpur memprediksi produksi sawit Malaysia di bulan Februari akan turun setidaknya 15%, seperti yang dilansir dari Reuters. Selain itu dirinya menambahkan bahwa meskipun nilai ekspor sawit Malaysia turun, namun tidak akan jatuh terlalu tajam.

Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa surveyor kargo AmSpec Agri Malaysia, Intertek Testing Services, dan Societe Generale de Surveilalance melaporkan bahwa nilai ekspor produk sawit dari Malaysia pada periode 1-10 Februari turun 11,2% - 15,8% dibanding periode yang sama bulan sebelumnya.

Selain itu, harga CPO juga mendapat sokongan dari naiknya harga kontrak minyak kedelai di pasar Chicago sebesar 0,1% hari ini.

Optimisme pasar akan hasil yang baik dari perundingan dagang Amerika Serikat-China memberikan energi positif bagi harga minyak kedelai. Tak heran karena, China merupakan pembeli terbesar minyak kedelai asal Negeri Paman Sam.

Harga minyak kedelai memang akan berkorelasi positif dengan harga minyak sawit. Sebab, kedua produk tersebut saling berkompetisi merebut pangsa pasar di bursa minyak nabati dunia.(rdh/cnbc)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar