Ekonomi

TBS Turun, Ekonomi Riau tak Bergerak. Gulat: Gubernur Harus Membuat Pergub TBS Sawit

Ketua Apkasindo Provinsi Riau, Gulat Medali Emas Manurung

PEKANBARU- Hasil penelitian Bank Indonesia dan beberap perguruan tinggi ternama, sekitar 47 persen ekonomi Provinsi Riau dipengaruhi oleh sawit. Hal ini disampaikan Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Provinsi Riau. 

"Jika harga TBS turun dipasaran, ekonomi Riau itu tak bergerak, lesu, 47 perse  ekonomi Riau dipengaruhi oleh Sawit, itu hasil penelitian BI dan beberapa perguruan tinggi ternama. Jika dulu ada yang bilang yang mengerakkan ekonomi Riau itu APBD, sekarang yang menggerakkan ekonomi Riau itu, adalah sawit sebab Riau itu dikenal sebagai Propinsi Sawit. " ujar Gulat. 

Bahkan, beberapa mitra kerja Apkasindo seperti pengusaha dan Pabrikan pupuk/herbisida/pestisida, juga mengalami kondisi yang sama, terpuruk. Menumpuknya stok barang, karena tak ada yang mau mengambil. 

"Sawit tidak lagi memberikan multiplayer effec positif, namun sudah multiplayer pangkat tiga tapi negatif. Bagaimanapun sawit, sudah terbukti betul-betul mampu menggerakkan roda perekonomian di Provinsi Riau banyak desa sudah maju dan berkembang dengan adanya sawit," tambahnya, hanya saat ini sedang terpuruk. 

Memang harga Sawit pada pertengahan Januari 2019 sudah mulai merangkak naik namun masih belum signifikan. Jika dihitung biaya produksi Sawit per kilogramnya, idealnya harga TBS/Kg adalah Rp. 1.950, namun untuk saat ini berdasarkan harga di Pabrik masih di level Rp.1.350/kg TBS, sementara Periode Juni sd Des 2018 berada pada Rp. 850-1050/Kg TBS. "Lumayanlah sudah merangkak naik," ujar Gulat. 

Banyak faktor mengapa harga TBS anjlok diluar siklus harga normal jika berpatokan kepada 10 tahun kebelakang, namun kali ini cenderung kepada Politik, ya Politik Perdagangan Internasional dan Tahun Politik. Kalau sudah tahun politik ya semua bisa jadi, kalau Politik Dagang Internasional cukup dengan lobi-lobi, clear itu, buktinya kan sudah langsung naik harga TBS begitu Presiden menugaskan Tim Diplomasi Sawit ke Negara Eropa, Amerika dan Asia.

Menyikapi hal ini, Gulat mengingatkan pemerintah tak bisa main-main lagi dengan sawit.

"Khusus untuk Riau, Kami berharap, dibawah Gubernur Syamsuar, petani-petani sawit di Riau mendapatkan perhatian lebih, itu sudah janji Pak Syamsuar ketika berkunjung ke kantor DPW Apkasindo dan kami yakin janji itu bisa terealisasi karena di Siak Pak Syamsuar sudah berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat Siak yang 38% adalah bekerja disektor perkebunan Sawit. Fokus penting dari kebijakan Pemerintah Riau kedepannya adalah membicarakan Tataniga TBS dengan Pabrikan (PKS) dan kepada semua organisasi kelapa sawit di Riau" Gubernur harus segera menerbitkan Pergub TBS Sawit Riau, jika Pihak Pabrikan PKS tidak patuh terhadap Pergub tersebut tidak perlu berpikir dua kali, cabut izinnya, "ujar Gulat Pemegang Sertifikat Nasional Auditor ISPO ini dengan tegas.(rd)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar