PEKANBARU- Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG Myrna A. Syafitri menyebutkan untuk Provinsi Riau, mereka baru akan melakukan supervisi kepada beberapa perusahaan saja di bulan Januari 2019 ini.

"Untuk Riau baru akan kami lakukan di bulan Januari ini. Mungkin akan kami lakukan di Minggu ke-tiga dan empat. Satu atau dua perusahaan," jelasnya. Myrna menuturkan untuk nama korporasinya, Myrna belum mau menyebutkan termasuk berada di wilayah Riau bagian mana saja mereka berada.

Supervisi merupakan aktifitas BRG yang dilakukan kepada seluruh korporasi yang memiliki lahan gambut yang dinyatakan rusak dan terdegradasi. Selain pemulihan gambut yang berada di lahan konsesi, mereka juga melakukan restorasi terhadap kawasan konservasi dengan luasan mencapai 37.567 hektare.

Menyusul pada kawasan hutan atau area pegunungan yang tidak dibebani oleh izin seluas 69.779 hektare dan terakhir pada kawasan konsesi perusahaan sebesar 707.368 hektare. Sehingga, total kawasan yang akan di restorasi di Riau mencapai 814.717 hektare.

Tambahnya, upaya pemulihan lahan gambut di kawasan konsesi itu baru mereka lakukan di tahun 2018 silam. Dengan data lahan konsesi yang akan di restorasi mencapi 143 ribu hektare, "alasannya kenapa baru di Desember itu kami kerjakan karena kami menuruti kesepakatan yang dibuat oleh tim pengarah teknis yang beranggotakan para Gubernur. Mengacu pada arahan yang dikeluarkan oleh KLHK," tegasnya.

Jelasnya kembali bahwa pada lahan konsesi yang dinyatakan terdegradasi tersebut akan diberikan izin oleh pemerintah kepada perusahaan untuk dapat segera memperbaikinya. Selain itu, mereka juga diberikan waktu untuk melakukan penyusunan rencana pemulihan dan melakukan kegiatan selama berada di lapangan.

"Pada kesempatan ini kami baru diperbolehkan masuk. Disana BRG masuk melakukan supervisi agar nantinya perusahaan dapat menjalankan pemeliharaan dengan baik dan benar,"jelasnya.(azhar)