Ekonomi

Defisit Migas capai 12,4 Miliar Dolar AS

JAKARTA-Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menuturkan defisit selama 2018 ini disebabkan oleh defisit migas yang mencapai 12,4 miliar dolar Amerika Serikat. Sementara itu, neraca nonmigas masih mengalami surplus sebesar 3,8 miliar dolar Amerika Serikat.

"Perlu dijadikan perhatian utama [adalah] impor hasil minyak dan minyak mentah, sedangkan hasil gas masih surplus," ujar Suhariyanto, Selasa, 15 Januari 2019.

Dari data BPS, defisit minyak mentah 2018 mencapai 4,04 miliar dolar Amerika Serikat atau naik dari posisi US1,7 miliar Dolar Amerika Serikat pada 2017. Defisit hasil minyak tercatat lebih besar lagi, yakni 15,94 miliar dolar Amerika Serikat meningkat dibandingkan dengan 2017 yang  12,88 miliar dolar Amerika Serikat

Adapun, neraca gas masih surplus sebesar 7,5 miliar dolar Amerika Serikat atau naik dibandingkan dengan pencapaian 6,02 miliar dolar Amerika Serikat pada 2017.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti mengatakan pelebaran defisit neraca minyak dan gas sepanjang 2018 disebabkan harga minyak dunia yang melonjak tajam tahun lalu dan depresiasi rupiah.

'Terutama impor besar Indonesia ini di hasil minyak, karena kita belum bisa memproses dari minyak mentah ke hasil minyak," ungkap Yunita.

Artinya, Indonesia harus memiliki kilang minyak (refinery) yang memadai untuk memproses minyak mentah sehingga tidak bergantung dari hasil impor.


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar