Lingkungan

BPBD Sumut: Padang Lawas Rawan Karhutla

Kebakaran hutan dan lahan

MEDAN-Bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Utara masih menjadi ancaman di tahun 2019. Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Utara, terdapat 241 laporan sepanjang 2018. Sesuai data, karhutla paling banyak terjadi di Padang Lawas Utara (Paluta).

"Untuk bencana karhutla, di Paluta itu ada 34 laporan. Kemudian disusul Labuhan Batu sebanyak 28 laporan,Di Tapanuli Selatan ada 25 laporan, Padang Lawas 22 laporan dan Labuhan Batu Selatan (Labusel) ada 18 laporan.,"kata Kepala BPBD Provinsi Sumatera Utara, Riadil Akhir Lubis, akhir pekan lalu.

Sisanya, tersebar di kawasan lain seperti Labuhan Batu Utara sebanyak 16 laporan, Humbang Hasundutan 11 laporan dan Simalungun 10 laporan. Selanjutnya, Toba Samosir dan Karo itu sembilan laporan. Untuk kawasan lain juga terjadi karhutla, di antaranya Mandailing Natal, Asahan, Dairi, Langkat, Serdang Bedagai, Pakpak Barat, Medan, Sibolga dan Samosir.

"Sumber data ini kami peroleh dari seluruh jajaran pengawas yang ikut memantau langsung bencana," terang Riadil. Ia mengatakan, laporan bencana kedua yang paling tinggi adalah banjir.

Sepanjang 2018, laporan banjir yang diterima BPBD ada 61. Laporan yang paling banyak diterima berasal dari Asahan. Di Asahan, ada sembilan laporan, kemudian disusul Kota Medan sebanyak delapan laporan.

Selanjutnya, banjir juga terjadi di Langkat sebanyak tujuh laporan dan Tapanuli Selatan sebanyak lima laporan. Banjir juga terjadi di Binjai, Tebing Tinggi, Tanjung Balai, Tanah Karo, Pematangsiantar dan Nias.

"Masih terkait banjir, ada tiga kawasan yang diterjang banjir bandang pada 2018. Ketiga kawasan itu yakni Tapanuli Selatan, Mandailing Natal dan Dairi," katanya. Dari ketiga kawasan ini, dampaknya cukup luar biasa. Sejumlah rumah warga rusak, bahkan menimbulkan korban jiwa.(tps)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar