Lingkungan

Sugimin, Petani Bener Meriah Sukses Kembangkan Bibit Pokat Unggul

Bibit Pokat Unggul : Sugimin petani pokat sedang memperaktekkan cara melakukan stek bibit pokat unggul dengan peralatan seadanya.

REDELONG- Kegagalan bagi Sugimin dalah sebuah keberhasilan yang tertunda, sebab dari pengalaman-pengalaman dan kesulitan yang dialaminya telah membuat laki-laki yang akrab dipanggil Min Pokat ini, sukses mengembangkan bibit pokat unggul stek yang siap panen dalam waktu 3 tahun.

 

Laki-laki asal Suka Makmur Timur, Kecamatn Wih Pesam, Bener Meriah, Provinsi Nangrao Aceh Darussalam ini mengaku pernah mengecap dunia perantauan di Provinsi Riau, saat Aceh dirundung konflik. Saat itu dirinya berprofesi sebagai buruh di sebuah perkebunan karet, belajr dan menggali ilmu bagaimana melakukan stek bagi tanaman karet supaya cepat besar dan berkembang.

Dari sinilah, Min kemudian melakukan percobaan kepada jenis tanaman keras lainnya, yakni stek terhadap bibit pokat jenis susu dan mentega. “Saya mencoba dengan perlakukan stek yang sama dengan pohon karet tanpa peralatan dan obat-obatan,” ungkap pria ini yang kembali ke Bener Meriah 2014 lalu.

Terpikirnya cara tersebut, ternyata tidak sia-sia. Permulaan dengan hasil coba-coba ini akhirnya membuahkan hasil yaitu dari beberapa batang yang dikerjakan, hanya separuh yang berhasil tumbuh dan saat ini sudah berbuah.

Tidak sampai disitu saja. Tanpa menyerah, sugimin dengan segala keterbatasan trus melakukan percobaan serta mengumpulkan biji-biji pokat untuk bahan dasar dijadikan bibit dari kebun-kebun warga didaerah Suka Makmur dan membeli obat perangsang untuk memulai kembali percobaannya.

Alhasil, bibit-bibit pokat jenis susu dan mentega, yang ia coba ia kembangkan tersebut laris terjual dengan harga Rp 20.000 per polibet. Selain itu warga yang sebelumnya membeli bibit dari Min saat ini sudah menikmati hasil produksi sebanyak 700 kg perbatang.

“ Sejak 2016 hingga saat ini sudah menjual bibit pokat unggul sebanyak 5000 batang dengan harga tertinggi sebesar Rp 20.000 dan harga terendah Rp 15.000. Untuk pembelian di atas 20 batang kita berikan diskon dan harganya bisa kita jual Rp 15.000 perbatang,” katanya bangga dengan hasil karyanya sendiri.

Banyaknya peminat petani pokat untuk membeli bibit dari Sugimin, membuat pria ini juga kewalahan dalam memenuhi permintaan pembeli. “ Saya tetap saja tidak mampu memproduksi dalam jumlah yang banyak, sebab, selain keterbatasan biaya dan peralatan, dirinya juga hanya bekerja seorang diri,” urainya.

Ketika dikunjungi dikediamannya di Bener Meriah, pria ini memperagakan cara melakukan stek bibit pokat unggul dengan peralatan seadanya. ia menjelaskan secara rinci teknik-teknik dasar untuk melakukan penyambungan bibit pokat unggul dengan berbagi jenis.

“ Alhamdulillah dengan hanya mencoba ternyata membuahkan hasil yang memuaskan. Yang penting kita tetap berusaha dan terus mencoba serta tidak boleh menyerah,” pintanya kepada seluruh masyarakat petani yang ada di Kabupaten Bener Meriah. (adi rahmat)

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar