Ekonomi

Krisis Kamerun, Aktivitas Perkebunan Kelapa Sawitnya Terhenti

KAMERUN - Krisis di area penutur Bahasa Inggris di Kamerun Barat Daya membuat aktivitas perkebunan sawit terhenti dan perdagangan kakau terganggu. Dalam laporan sebuah organisasi non-profit setempat.

Wilayah Barat Daya hampir setiap hari menghadapi pertikaian antara tentara dan kaum separatis yang merupakan buntut dati kekacauan di daerah penutur Bahasa Inggris di Kamerun lainnya yakni di Barat Laut.

Perusahaan Minyak Sawit Pemerintah Kamerun, Pamol telah meninggalkan perkebunannya. Sedangkan produksi kakau dan kopi telah terhenti karena prnduduk desa telah membuang hasil panennya., Kata NGO Human Is Right.

Hasil paben karet dan sawit juga telah terbuang di dua wilayah barat daya yakni Ddian dan Meme.

Krisis telah menyebabkan 70 persen pengangguran dalam sektor pertanian. Wilayah Barat Daya dan Laut dulunya di bawah Jajahan Inggris sebelum bergabung dengan Kamerun jajahan Perancis tahun 1961.

Bertahun-tahun, kebencian dibangun oleh kaum penutur Bahasa Inggris, dibina dengan persepsi marginalisasi pendidikan. Ketidakadilan ekonomi di tangan mayoritas penutur Bahasa Perancis.

Permintaan untuk otonomi yang lebih besar ditolak oleh Presiden Paul Biya berusia 85 tahun yang berkuasa selama 35 tahun. Hal ini meningkatkan eskalasi apa yang terlihat di deklarasi yang menggambarkan diri sebagai Republik Amabazonia pada Oktober tahun lalu. Bay


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar