Industri

Sawit Berkontribusi 60 Persen Ekspor Provinsi Riau, Ini Angka-Angkanya

PEKANBARU - Badan Pusat Statistik Nilai ekspor Riau berdasarkan harga Free On Board (FOB) pada bulan September 2018 mencapai US$ 1.37 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7,10 persen dibanding ekspor bulan Agustus 2018 sebesar US$ 1.48 miliar. (Data ekspor/impor BPS berselisih satu bulan untuk diterbitkan)

Penurunan ini disebabkan oleh turunnya ekspor migas dan ekspor nonmigas masing-masing sebesar 30,63 persen dan 1,35 persen. Ekspor migas dari US$ 290.12 juta pada bulan Agustus 2018 turun menjadi US$ 201.26 juta pada bulan September 2018.

"Demikian juga ekspor nonmigas dari US$ 1.19 miliar pada bulan Agustus 2018 turun menjadi US$ 1.17 miliar pada bulan September 2018," kata Kepala BPS Provinsi Riau, Aden Gultom.

Secara presentase, ekspor migas menyumbang 17,2 persen terhadap total ekspor. Sedangkan ekspor nonmigas kontribusinya 82,7 persen terhadap total ekspor.

Kelompok yang paling besar menyumbang ekspor non migas pada bulan September adalah Lemak dan Minyak Nabati senilai 723.022,99 juta Dolar. Pada Agustus nilainya 723.231,22 juta Dolar jadi turun sekitar turun 0,21 persen.

Untuk periode Januari sampai September 2018, Minyak Nabati yang dieskpor sudah mencapai US$6,1 Miliar Dolar. Jumlah ini turun dibanding periode yang sama tahun 2017 yakni US$6,8 miliar. Sedangkan kontribusinya terhadap total ekspor di Riau dari periode Januari-September 2018 adalah 60,53 persen.

Sementara itu untuk kontribusinya terhadap ekspor non migas Riau, Aden Gultom mengatakan presentasenya hampir 82 persen merupakan turunan dari kelapa sawit. Bentuknya seperti minyak nabati hitungannya sudah menjadi produk hasil industri.

"Paling besar sawit karena ini macam-macam turunannya, ada yang diekspor Crude Palm Oil dan juga barang sudah jadi. Dari perkebunan itu Tandan Buah Segar, tapu kalau diolah sudah maka menjadi industri, turunan dari sawit,"ungkapnya.  Bay


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar