Ekonomi

Ekspor CPO Indonesia Berpotensi Turun Hingga Akhir Tahun

Aktivitas pemindahan CPO. (Tempo.co)

JAKARTA - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bhima Yudhistira, ekspor CPO diprediksi menurun hingga akhir tahun 2018.

“Saya rasa akan menurun 8,5 persen secara year on year,” kata Bhima, dilansir dari Kontan.co.id, Jumat (2/11/2018).

Pada tahun 2017 volume ekspor CPO tercatat tumbuh 23,6 persen menjadi 31,05 juta ton atau dengan nilai US$ 22,97 miliar. Jika terjadi penurunan nilai ekspor sebanyak 8,5 persen maka diprediksi ekspor tahun 2018 adalah US$ 21,02 dengan volume 28,45 juta ton.

Penurunan ekspor CPO ini akibat beberapa faktor antara lain, tingginya bea masuk CPO ke negara importir sawit India yang selama ini melakukan impor CPO asal Indonesia.

“Itu salah satu faktor utamanya, karena adanya proteksi dagang dari India, yakni bea masuk untuk minyak sawit Indonesia itu naik ya menjadi 57 persen itu sejak awal 2018,” kata Bhima.

Adapun alasan India menaikkan bea masuk impor untuk CPO Indonesia adalah karena India akan memasuki pemilu pada tahun 2019 mendatang. Pemilu memang memiliki kaitan dengan perdagangan CPO, oleh sebab itu, India berusaha melindungi negaranya dari impor komoditi Indonesia, apalagi India juga merupakan produsen minyak bunga matahari terbesar.

“India tahun depan ada pemilu, sama dengan pemilunya Indonesia. Biasanya kalau pemilu, wacananya populisme, artinya India ingin melindungi industri dalam negerinya dari impor barang Indonesia. Makanya sawit kita dikenakan bea masuk sangat tinggi,” tegasnya. Efi


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar