Ekonomi

Buntut Perang Dagang, China Stop Pembelian Kedelai Amerika Serikat

PUTRAJAYA-China menghentikan pembelian kedelai Amerika Serikat. Itu dampak dari perang dagang antara AS-China yang menyebabkan harga kedelai mahal.

China mengalihkan pembelian kedelai itu ke berbagai negara lain. Namun sejauh ini belum mampu mengisi kekurangan minyak nabatinya.

“Ini peluang bagi Malaysia untuk mengisinya. Kita bisa mengekspor ke China dua hingga tiga juta ton minyak sawit ke China,” kata CEO Grup IOI Corp Bhd, Datuk Lee Yeow Chor.

Menurut Datuk Lee Yeow Chor, dia mendapatkan informasi itu dari produsen berbasis minyak Tiongkok, yang menebut Negara Panda itu telah berhenti membeli kedelai dari AS karena tarif pajak impor 25%.

“Mereka dapat mengimpor kedelai dari negara lain, tetapi tidak pernah bisa menggantikan jumlah pasokan dari AS. Dengan demikian, mereka sepakat minyak sawit Malaysia dapat mengisi celah minyak yang dapat dimakan, ”katanya saat RUPS kelompoknya di Putrajaya, Malaysia.

Lee yang juga Ketua Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOC) itu mengatakan, bahwa kegiatan ekspor ke China hanya akan terlihat pada awal tahun 2019, karena stok minyak nabati masih.

“Kami harus menunggu saat ini karena stok minyak sayur (China) relatif tinggi. Kami berharap mereka akan ingin mengisi stok awal tahun depan ketika harganya rendah, dan banyak minyak sawit kami diimpor China," tambahnya.

AS dan China terlibat perang dagang yang menghasilkan tarif impor 25% kedelai AS. Ini sebagai respons terhadap tarif barang-barang China senilai US $ 34 miliar.

Pada 22 Oktober, Menteri Industri Primer Teresa Kok mengatakan pada Dewan Rakyat, bahwa konflik perdagangan antara kedua negara telah menyebabkan ekspor minyak sawit Malaysia lebih tinggi hingga Agustus 2018.

Dia mengatakan ekspor minyak sawit Malaysia ke China naik 9,3% menjadi 1,81 juta ton antara Januari dan Agustus tahun ini dibandingkan dengan 1,65 juta ton selama delapan bulan pertama tahun 2017. tem/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar