INDIA - Sebuah festival cahaya dimungkinan akan memberikan titik terang bagi lesunya permintaan minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO).

Dengan produksi yang sudah mencapai puncak dan harga yang menurun dalam tiga tahun terakhir, kesempatan terakhir untuk menghambat penurunan tahun ini adalah pada permintaan India saat Festival Diwali. Ini adalah Festival Cahaya Hindu yang secara luas akan dirayakan oleh India pada November.

Permintaan Minyak Tropikal oleh India diperkirakan melonjak sekitar 10 persen dari periode tahun sebelumnya yakni 2,4 juta metric ton pada Oktober-Desember karena murahnya sawit dan padatnya persediaan minyak nabati domestik. Itu menurut survey Bloomberg terhadap lima pembeli, pedagang, dan analis. Ini bisa mendukung harga minyak sawit yang turun 12 persen tahun ini.

Konsumsi sepertinya akan meningkat selama festival diwali, sebagaimana akan digunakan untuk memasak sekaligus membuat meriahnya suguhan seperti biryani dan manisan goreng seperti jelebi.

"Impor akan kuat selama festival," harga minyak lain telah naik tajam," kata Gnanasekar Thiagarajan, Kepala Stategi Dagang dan Perlindungan di Kaleesuwari Intercontinental

 

Sawit lebih murah dan akan ada peningkatan impor di tengah permintaan musim festival," kata Sandeep Bajoria, CEO Sunvin Group, pialang berbasis di Mumbai dan konsultan untuk industri minyak makanan."Margin saringannya bagus dan itu membuat minyak sawit menggiurkan."

Harga Minyak Sawit diperkirakan sekitar 2.220 Ringgit Malaysia ($535) per ton pada kuartal keempat ini, kata Oscar Tjakra, Analis Senior untuk Gandum dan Minyak Makanan di Rabobank Internasional. 

Dibandingkan dengan harga rata-rata 2.669 Ringgit tahun sebelumnya, harga kemungkinan akan jatuh dibawah 2.100 untuk membuat minyak sawit kompetitif dan meningkatkan ekspor. Itu menurut Direktur Godrej Internasional Dorab Mistry di Mumbai bulan lalu. Pada Rabu kemarin harga jatuh 0,5 persen ke posisi 2.193 Ringgit Malaysia per ton. Bay