Humaniora

Ini Kerei, Si Pemandu Masuk Alam Gaib

Tubuhnya yang hanya tertutupi oleh kabit (cawat dari kulit kayu) itu dipenuhi tato. Berbagai jenis daun dan bunga serta aksesoris dari manik-manik yang tergantung di badannya menimbulkan bunyi gemerisik yang khas.

Sementara itu dari mulutnya terdengar erangan seperti bunyi lebah dan genta di tangannya tak berhenti berdenting selama ia berjalan mengitari ruangan. Itulah gambaran seorang kerei atau dukun di Mentawai, tepatnya di Pulau Siberut. Di pulau-pulau lain, seorang kerei telah meninggalkan kostum adatnya dan berbusana seperti orang beradab lainnya. Hanya di Pulau Siberut adat ini masih dijumpai.

Setiap punen (upacara adat) dipimpin oleh kerei. Suku ini tergolong kaya upacara. Mulai dari kelahiran, perkawinan, sakit, mati, membuat sampan, berburu, dan lain sebagainya. Setiap upacara tak pernah meninggalkan dua acara utama : maturuk atau tarian pemanggilan roh dan menyantap babi bersama.

Maturuk dibuka dan dipimpin oleh kerei. Itulah mengapa jabatan kerei dikenal juga denga sebutan pemandu ke alam gaib. Jika terjadi hal-hal yang mengharuskan diadakannya punen, maka tuddukat (kendang) dibunyikan sejak siang hari. Ini menandakan bahwa pada malam harinya akan diadakan punen. Pada kesempatan yang sama diumumkan pula keperluan punen dan tempat pelaksanaannya.

Malam harinya, seluruh anggota keluarga tuan rumah, kerabat, dan siapa saja yang berkenan hadir telah berkumpul di uma (rumah besar). Acara dibuka dengan munculnya kerei dengan segala peralatannya. Ia berjalan mengelilingi ruangan dengan gaya meliuk-liuk mirip tarian ular.

Dari mulutnya terdengar gumaman seperti mendengung. Mula-mula ia berjalan mengitari ruangan, kemudian dilanjutkan dengan bagian luar uma. Kedua tangannya seperti mengibas-ibaskan sesuatu. Konon tarian ini dilakukan untuk mengusir roh jahat yang bersembunyi di sudut-sudut rumah.

Setelah usai pengusiran, kini tiba saatnya untuk mengundang roh leluhur atau roh penolong ke dalam rumah. Roh-roh ini dipercaya akan membantu penghuni rumah. Jika akan melahirkan, mereka dimudahkan, jika sakit akan disembuhkan, dan seterusnya.

Kerei mengeluarkan sebuah tabung bambu berisi bunga-bunga dan batangan lidi yang berjumbai. Alat ini disebut simagremagre. Simagremagre dipercaya sebagai tempat yang paling disenangi roh-roh leluhur dan roh kebaikan. Agar mereka tertarik untuk hadir dalam upacara itu, segala macam kekayaan dan perhiasan tuan rumah dikeluarkan dan dipajang.

Mula-mula kerei membawa simagremagre dengan mudah. Namun setelah melantunkan beberapa doa dan mantera suci, dukun ini tampak kewalahan. Tabung bambu sepanjang 40 cm ini tampaknya semakin berat. Tabung itu seakan ikut bergoyang mengikuti irama tarian dan kendang yang dibunyikan. Akhirnya anggota keluarga yang lain ikut membantu, walau tabung itu tampak kian memberontak.

Makin besar tenaga yang dikeluarkan untuk memegangnya, makin besar pula tenaga gaib yang masuk dalam simagrmagre. Itu tandanya roh telah memasuki tabung bambu itu. Bukan tak mungkin pada saat genting ini salah seorang yang hadir akan pingsan dan kesurupan. Tentu saja di tangan kerei insiden itu dapat diatasi. jss

 


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar