Lingkungan

Melongok Pelacuran di Sri Lanka (5) : Ini Keindahaan Seorang Gadis

Malam terus merambat. Di kamar hanya terdengar dengungan kipas angin dan dengkur Shanka. Sedang di luar sana, suara burung gagak bersahutan. (Di Sri Lanka, hewan dilarang dibunuh, hingga saban hari bisa dilihat segala jenis hewan berkeliaran. Dan di antara jutaan burung yang hidup di negeri ini, terbanyak adalah burung gagak hitam, red).

Jean terbangun. Hidungnya mencium aroma sedap rempah-rempah. Ketika matanya dibuka, ternyata aroma itu berasal dari tubuh Shanka. (Mungkin karena makanan Sri Lanka yang bumbunya keras, hingga tubuh yang terus berkeringat karena udara yang panas itu tidak membuat keringat berbau, red.)

Mulut dan hidung perjaka (ngakunya begitu, red) Swiss ini menempel ketat di buah dada gadis itu. Ia merasakan bukit indah itu naik turun sejalan dengan helaan nafas pemiliknya.

Jean terpana. Ia lama mengamati tubuh gadis ini. Dipandanginya wajah manis yang sedang lelap itu. Ia turunkan ke bawah, melihat tonjolan buahdada Shanka yang sedang mengintip di balik belahan blus dengan kancing-kancing sampai perut.

Jean tertarik untuk melihatnya lebih jelas. Tangannya merayap, membuka tiga kancing di atas. Ia kuak lipatan blus atas itu, dan Jean seperti menemukan sebuah keajaiban. Buahdada gadis itu sangat indah. Berukuran sedang. Dan tegak menantang. (bersambung/Djoko Su'ud Sukahar)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar