Lingkungan

Sabri, Insinyur ITS yang Terdampar di Kelapa Sawit

Bertemu laki-laki ini di perantauan seperti sua Arek Suroboyo pada umumnya. Smart, familiar, blak-blakan, dengan omongan yang agak kasar. Tapi benarkah Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Cabang Aceh itu Arek Suroboyo? Ternyata tidak.

Saat rapat perumusan Forum Andalas, bagi Wong Suroboyo, ada yang menggelitik tatkala mengikuti rapat itu. Ada satu sosok yang aksentuasi logatnya tidak mengesankan orang Sumatera, tapi Jawa. Khususnya Surabaya, JawaTimur.

Orang itu adalah Ketua GAPKI Aceh, Sabri namanya. Saat itu dia mengusulkan agar forum itu diadakan secara bergilir, dari satu cabang ke cabang yang lain di Pulau Sumatera (Andalas).

Sehabis rapat, terjadilah perbincangan akrab dengan Sawitplus.co, memakai ‘bahasa Surabaya’. Di sinilah terungkap, bahwa Ketua GAPKI Aceh itu memang ‘Arek Suroboyo’. Hanya lahirnya di Aceh Darussalam, besar di Aceh, dan akhirnya kembali ke Aceh. Terus?

Nah saya sekolah di Surabaya, di ITS Surabaya jurusan perkapalan. Sehabis lulus akhirnya balik lagi di Aceh. Sempat mau meneruskan sekolah ke Jerman tapi batal,” katanya renyah.

Tentang terdamparnya ke kelapa sawit, menurutnya, perkebunan adalah ‘profesi turunan’. Ayahnya dulu bekerja sebagai manager di PTPN. Setelah keluar mendirikan perusahaan sendiri yang bergerak di karet.

“Dan proses waktu, karena prospek sawit yang bagus, maka akhirnya saya masuk di bisnis kelapa sawit, dan menjadi pengurus di GAPKI Aceh,” katanya. jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar