Ekonomi

Dorab Mistry : Agar Bisa Bersaing, Harga CPO Malaysia Harus Diturunkan

KUALA LUMPUR-Harga minyak sawit Malaysia harus diturunkan hingga menjadi 2.100 ringgit ($ 511,57) per ton. Itu agar punya daya saing di pasar global. Dorab Mistry mengatakan itu di diskusi industri di Kuala Lumpur, Rabu (29 Agustus 2018).

Malaysia akhir-akhir ini mengalami persoalan dengan harga dan stok minyak sawitnya. Harga Crude Palm Oil (CPO) tidak kunjung membaik, sedang ekspor terus melemah. Sejak awal tahun ekspor CPO Malaysia turun 12 persen.

"Pada tingkat ringgit saat ini, Bursa Malaysia Derivatif berjangka harus turun ke 2,100 ringgit. Ini untuk membuat kelapa sawit kompetitif dan mendapatkan kembali ekspornya," kata Dorab.

Ungkap Dorab, harga olein sawit yang dimurnikan, diputihkan dan deodorisasi harus di $ 560 per ton. Itu untuk merebut kembali pasar. Sedang harga minyak sawit patokan turun 0,1 persen pada 2.229 ringgit pada tengah hari Rabu kemarin.

Dalam beberapa pekan ini harga minyak sawit terbebani melemahnya mata uang negara berkembang. Akibat itu, permintaan di pasar-pasar utama seperti India dan Turki berkurang daya belinya.

Menurut Dorab, impor minyak sawit India juga akan mencapai titik terendah dalam enam tahun ini. Itu setelah kenaikan pajak impor yang terlalu tinggi, yang tujuannya untuk mengangkat harga minyak lokal dan mendukung petaninya.

Bahkan kata Dorab Mistry, rupee India bisa tergelincir lebih jauh lagi. Dan ini yang akan menjadi bearish untuk impor minyak nabati.

"Apakah India akan mengurangi bea impor? Tidak mungkin dalam jangka pendek. Mereka akan menunggu hingga panen dan dijual. Jika rupee terus melemah dan harga lokal naik 10 persen lagi, maka bea dapat dipangkas. Bukan sebaliknya," kata Mistry.

Dorab Mistry, yang juga direktur perusahaan barang konsumen India Godrej International itu dalam kesempatan ini juga merevisi prediksinya.

Dia menyebut untuk produksi Malaysia 2018 menjadi 19,2-19,5 juta ton, tetapi menaikkan estimasi untuk output Indonesia menjadi 38,5 juta ton.

Sebelumnya, pada bulan Maret, Dorab bicara dengan mematok produksi minyak sawit 2018 Malaysia pada 20,5 juta ton dan Indonesia pada 37,5 juta ton.

"Ini adalah komentar yang menyedihkan tentang industri di Malaysia. Harga yang rendah dengan produksi yang lebih rendah adalah pukulan ganda bagi Malaysia," kata Mistry.

Namun dia mengapresiasi, bahwa produksi Malaysia telah berjuang sejak siklus tinggi dari Maret 2017 hingga Januari 2018. ts/jss


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar