Regulasi

Kadisbun Riau : Libatkan Seluruh Lembaga Agar Tata Niaga Sawit Berkeadilan

PEKANBARU-Masih belum stabilnya harga sawit yang cenderung menurun, diharapkan dapat menjadi perhatian semua lembaga yang terlibat dalam tata niaga TBS. Itu agar petani mendapatkan tata niaga TBS yang berkeadilan dan punya posisi tawar yang lebih baik.

Itu dikatakan Ir Ferry HC Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Riau saat ditanya Sawitplus.co di sela acara FGD Tata Niaga TBS yang Berkeadilan yang digelar Apkasindo di Hotel Grand Suka 25-26 Juli 2018.

“Jadi selain dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan selaku dinas yang membidangi, diharapkan seluruh lembaga seperti asosiasi dan akademi dapat berada di depan petani,” katanya.

Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Ir Ferry HC ini, kerjasama dinas terkait dan asosiasi sangat diperlukan.

"Kita berharap asosiasi seperti Apkasindo, GAPKI dan asosiasi sejenis lainnya dapat menguatkan kelembagaan tata niaga sawit di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan nilai tawar sawit," jelasnya.

Itu juga, katanya, agar para petani sawit dapat terdata dan terdaftar di STDB yang sudah dipersiapkan.

"Jadi daftarkan saja, jangan takut. Karena bila sudah terdata kita bisa melakukan peningkatan status kepemilikan lahannya. Kalau mereka selama ini hanya memliki surat-surat ganti rugi jual beli bisa kita tingkatkan menjadi akta," jelanya.

Sebab, terangnya, pemerintah mempunyai biaya dalam peningkatan sertifikasi lahan yang sah milik petani. Ini yang sebenarnya kurang diperhatikan petani. Padahal bila mereka sudah mempunyai posisi tawar itu, petani sudah bisa terdaftar dalam sistem informasi petani, sistem informasi penyuluhan pertanian, dimana nama dan alamat petani sudah terdata di situ.

"Bila petani sudah terdata di situ, Dirjen akan lebih mudah mengalokasikan kegiatan kepada petani langsung. Apa lagi sekarang ini segala sesuatu diefisiensi, semuanya dipangkas. Mata rantai yang panjang dibuang, uang akan langsung kepada petani dan kita hanya melakukan pembinaan melalui pedoman umum yang sudah ditetapkan, melakukan pengawasan dan rekomendasi pencairan," terangnya.

Mengenai harga sawit yang masih belum stabil dan masih cenderung turun, menurutnya, tidak akan berlangsung lama. Karena saat ini saja, harga sawit di Riau masih yang tertinggi di Sumatera. Kemudian Indeks K atau koofisien yang menentukan bagian yang diterima petani yang teradil adalah di Riau.

"Indeks K di Riau yang diterima petani tidak pernah di bawah 90 persen dari harga yang dijual," jelasnya. ezy


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar